kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.543.000   4.000   0,26%
  • USD/IDR 15.838   -98,00   -0,62%
  • IDX 7.384   -108,06   -1,44%
  • KOMPAS100 1.138   -20,96   -1,81%
  • LQ45 901   -18,70   -2,03%
  • ISSI 224   -1,86   -0,82%
  • IDX30 463   -11,32   -2,38%
  • IDXHIDIV20 560   -12,38   -2,16%
  • IDX80 130   -2,40   -1,81%
  • IDXV30 139   -1,66   -1,18%
  • IDXQ30 155   -3,12   -1,97%

Kurangnya Daya Beli telah Menghambat Ekspansi Bisnis UMKM


Rabu, 06 November 2024 / 18:48 WIB
Kurangnya Daya Beli telah Menghambat Ekspansi Bisnis UMKM
ILUSTRASI. Setelah sebelumnya kredit macet di sektor UMKM membengkak, kini ekspansi bisnis UMKM juga mengalami perlambatan. ANTARA FOTO/Adiwinata Solihin/nz


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Permasalahan pada bisnis di sektor UMKM belum selesai. Setelah sebelumnya kredit macet di sektor tersebut sempat membengkak, kini ekspansi bisnis UMKM juga mengalami perlambatan.

Hal tersebut terungkap dalam Indeks Bisnis UMKM Triwulan III 2024 yang dipublikasikan oleh PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. Dalam publikasi tersebut diketahui bahwa ekspansi bisnis UMKM pada Triwulan III 2024 melambat, tercermin dari Indeks Bisnis UMKM yang berada pada level 102,6 atau lebih rendah dibandingkan dengan Triwulan II 2024 sebelumnya yakni 109,9.

“Penurunan ini disebabkan turunnya daya beli masyarakat, normalisasi permintaan pasca perayaan Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN), normalisasi produksi pertanian pasca panen raya, kenaikan harga barang input, dan persaingan yang semakin ketat,” ujar Supari, Direktur Bisnis Mikro BRI dikutip dalam keterangan resminya, Rabu (6/11).

Baca Juga: Presiden Teken PP No 47 tentang Hapus Utang UMKM, Ini Kata Bank BNI

Sebanyak lima komponen Indeks Bisnis UMKM memiliki indeks di atas 100, sementara tiga komponen lainnya menurun di bawah 100. Indeks terendah terlihat pada komponen volume produksi/penjualan (indeks terkait 94,1), komponen nilai penjualan (indeks terkait 96,1), dan komponen penggunaan tenaga kerja (indeks terkait 99,2).

Normalisasi permintaan barang dan jasa pasca HBKN dan menurunnya produksi pangan pasca panen raya, serta naiknya harga barang input menyebabkan volume produksi dan penjualan UMKM mengalami penurunan. Meskipun rata-rata harga jual mencatat kenaikan, namun penurunan volume produksi/penjualan yang cukup dalam menyebabkan nilai penjualan juga turut menurun.

“Dilihat secara sektoral, ekspansi bisnis UMKM pada Kuartal III-2024 sebagian besar mengalami perlambatan. Beberapa sektor usaha, seperti sektor pertanian serta sektor hotel dan restoran, bahkan menunjukkan kontraksi,” ujar Supari.

Supari menjelaskan aktivitas sektor pertanian mengalami penurunan menyusul pasca panen raya tanaman pangan pada Kuartal 2-2024 dan musim kemarau yang cukup kering di sejumlah daerah. Sektor hotel dan restoran juga mengalami kontraksi pasca HBKN dan libur sekolah pada kuartal sebelumnya, yang membuat permintaan terhadap jasa akomodasi menurun signifikan.

Sementara itu, sektor pertambangan masih ekspansi sejalan dengan musim kemarau yang kondusif bagi sektor ini, terutama penambangan pasir untuk kegiatan konstruksi dan permintaan air bersih. Ekspansi pada sektor industri, perdagangan dan pengangkutan terutama ditopang oleh kenaikan rata-rata harga jual dan permintaan yang masih relatif kuat, setelah aktivitas kerja dan sekolah kembali normal pasca HBKN.

Baca Juga: Penghapusan Kredit Macet Petani Harus Dibarengi Perbaikan Infrastruktur Pertanian

Namun ekspansi aktivitas sektor-sektor tersebut melambat dibandingkan dengan kuartal sebelumnya. Kenaikan aktivitas sektor jasa-jasa sejalan dengan banyaknya pesta seperti pernikahan dan peningkatan kegiatan partai politik jelang Pilkada. 

Indeks Bisnis tertinggi terjadi pada sektor konstruksi (indeks terkait 116,3) yang ditopang oleh meningkatnya aktivitas proyek-proyek pemerintah dan swasta menjelang akhir tahun serta cuaca yang kondusif.

Lebih lanjut, ia bilang pada kuartal terakhir 2024, pebisnis UMKM tetap yakin akan ekspansi usahanya ke depan, tercermin pada Indeks Ekspektasi Bisnis UMKM sebesar 122,3. Meskipun, dibandingkan dengan kuartal sebelumnya, mengalami penurunan.

“Ini yang memberikan sinyal laju kenaikan aktivitas usaha yang lebih moderat. Penurunan optimisme ini terutama karena melemahnya daya beli masyarakat, persaingan yang semakin ketat, serta awal musim tanam tanaman pangan,” tandasnya.

Selanjutnya: Prabowo Akan Berkunjung ke 5 Negara, Ini Agendanya

Menarik Dibaca: Allianz Indonesia Ingatkan Generasi Muda Disiplin Merencanakan Finansial

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×