Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Oke Indonesia Tbk (DNAR) membukukan peningkatan laba bersih sebesar 71,47% secara tahunan (year on year/YoY) menjadi Rp 5,01 miliar pada kuartal I-2023.
Wakil Direktur Utama OK Bank, Hendra Lie, mengatakan, pertumbuhan laba bersih tersebut didorong peningkatan pendapatan bunga bersih sebesar 41,18% menjadi Rp 139,73 miliar pada Maret 2023 dari sebelumnya Rp 98,97 miliar di Maret 2022.
“Ke depan, OK Bank melakukan serangkaian kebijakan strategis seperti fokus pada tabungan bank, pembiayaan konsumer, bisnis keuangan dengan spesialisasi pada kredit dan penguatan modal dalam rangka mendorong laju pertumbuhan bisnis di tengah ketidakpastian iklim usaha,” ucap Hendra pada RUPS di Jakarta, Kamis (11/5).
OK Bank mencatat penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp 5,77 triliun, naik 62,99%(YoY) dari periode yang sama sebesar Rp 3,54 triliun di 2022. Penyaluran kredit juga meningkat sebesar 47,26% menjadi Rp 7,82 triliun dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 5,31 triliun.
Baca Juga: Begini Target Ekspansi Merchant dan Volume Transaksi QRIS Bank Besar pada Tahun Ini
“Perseroan mempertahankan posisi permodalan dan likuiditas yang solid dengan rasio kecukupan modal (CAR) sebesar 52,68%, relatif sama dengan tahun sebelumnya 52,17% dan rasio pinjaman terhadap simpanan (LDR) sebesar 134,55%, membaik dari tahun sebelumnya 147,35% karena ditopang dengan pertumbuhan DPK” ujarnya.
Pada kuartal I-2023, OK Bank mencatat NPL net sebesar 2,59%, menurun sebesar 2,86% secara tahunan. Bank juga fokus melakukan perbaikan aset kredit restruktur sehingga secara bertahap menurun 24% menjadi Rp1.040 triliun dibandingkan tahun sebelumnya Rp1.369 triliun.
“Penurunan NPL ini mengindikasikan kualitas aset bank semakin membaik dibandingkan periode sebelumnya. Kami berusaha menjaga kualitas penyaluran kredit secara berkala dan berkesinambungan menerapkan prinsip kehati-hatian” ucapnya.
Total Aset OK Bank hingga 31 Maret 2023 sebesar Rp10,46 triliun, meningkat 47,74% dari periode yang sama pada 2022 sebesar Rp7,08 triliun.
Indikator profitabilitas utama OK Bank yaitu ROE meningkat menjadi 0,58% dari 0,4% tahun sebelumnya. ROA naik menjadi 0,19% dari 0,16% tahun sebelumnya.
Baca Juga: Melirik Saham Syariah Pembawa Berkah
Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) sebesar 97,96% hingga 31 Maret 2023, relatif sama dengan tahun sebelumnya 97,86%. Di sisi lain cost to income ratio (CIR) membaik menjadi 67,09% dari 67,88% pada tahun sebelumnya.
“Masih tingginya rasio BOPO ini disebabkan bank secara konservatif melakukan pembentukan cadangan penurunan nilai sebesar Rp 44,5 miliar, meningkat 38,88% dari tahun sebelumnya Rp32 miliar,” tambahnya.
OK Bank telah menyampaikan RBB 2023 kepada OJK dengan target laba bersih sebesar Rp 41,46 miliar, target DPK sebesar Rp6,29 triliun, target Kredit sebesar Rp9,35 triliun, CAR 44,42%, NPL net sebesar 1,74%.
Hendra menambahkan strategi OK Bank mencapai target pertumbuhan kinerja selama 2023 adalah dengan melakukan assets strengthening, membangun rentabilitas yang stabil dan sehat disertai prinsip kehati-hatian serta bermitra dengan sistem credit scoring yang tercatat di OJK IKD dan sistem kontrol internal (improve risk).
Hingga saat ini, APRO Financial Co, LTD merupakan Pemegang Saham Pengendali Perseroan dengan kepemilikan 93,40% saham, Masyarakat 5,75% dan Saham Treasury 0,85%.
Baca Juga: BEI Siapkan Papan Pemantauan Khusus, Saham Apa Saja yang Berpotensi Masuk?
Selain mengoperasikan kantor pusat di Jakarta, perseroan memiliki 5 (lima) kantor cabang di Jakarta, Bali, Jawa Tengah, Jawa Timur dan terbaru di Jawa Barat serta 11 kantor cabang pembantu di Jakarta dan Banten.
sebagai informasi, mengacu pada ketentuan KBMI, OK BANK masuk dalam KBMI 1 dengan modal inti di bawah Rp6 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News