Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Noverius Laoli
Selain lewat sosial media dan beragam media daring, sosialisasi juga dilakukan melalui kegiatan di beberapa kota, seperti di Jakarta, Makassar, dan Medan dengan tajuk “Sultan Dadakan Grand Prize Sampoerna Mobile Saving”. Di luar memperkenalkan Sampoerna Mobile Saving yang dapat dibuka secara online, sosialisasi ditujukan untuk masyarakat dapat memanfaatkan secara maksimal nilai tambah yang ditawarkan Sampoerna Mobile Saving.
Kartu ATM misalnya, hingga September 2022 baru dimanfaatkan kurang dari setengah pemilik rekening Sampoerna Mobile Saving. Padahal kartu ATM yang dapat digunakan di ATM bank mana pun secara gratis ini, dapat diajukan melalui aplikasi tanpa dikenakan biaya pembuatan ataupun administrasi bulanan.
Pada saat yang sama, pemanfaatan teknologi digital dan kolaborasi yang terus dilakukan Bank Sampoerna juga mengantar pelaku UMKM masuk dalam ekosistem digital. Pelaku usaha dapat memanfaatkan berbagai kemudahan dan peluang demi meningkatkan transaksi usaha.
Baca Juga: BI Lakukan Normalisasi GWM Rupiah Secara Bertahap, Bank Kecil Genjot DPK
Penggunaan aplikasi Sampoerna Mobile Merchant, misalnya. Cukup dengan memanfaatkan aplikasi ini dan membuka rekening Sampoerna Mobile Saving secara online, pengusaha UMKM dapat menerima pembayaran menggunakan QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) dari bank ataupun dompet digital mana pun.
Semakin dimanfaatkannya teknologi digital terlihat antara lain dari naiknya nilai transaksi virtual account yang difasilitasi Bank Sampoerna yang sepanjang sembilan bulan pertama tahun 2022 tercatat senilai hampir Rp 60 triliun, meningkat lebih dari 40% dari nilai transaksi pada periode yang sama tahun 2021.
Dengan menjunjung tinggi prinsip kehati-hatian/prudensial, Bank Sampoerna dapat menekan tingkat kredit bermasalah (Non-performing Loan/NPL) bruto menjadi 2,8% per akhir September 2022 dari 2,9% pada tahun sebelumnya. Demikian pula jumlah kredit yang direstrukturisasi menurun menjadi 26,5% dari 39,1% pada akhir September 2021.
Baca Juga: Bank Mengejar Tenggat Target Modal Minimal
Sementara itu, mempertimbangkan kondisi pandemi Covid yang belum sepenuhnya usai, sentimen kenaikan suku bunga acuan, dan kekhawatiran akan resesi global, Bank Sampoerna membuat beban penyisihan penurunan nilai kredit senilai Rp 249 miliar sepanjang periode Januari hingga September 2022.
Nilai ini meningkat sebesar 45% dibandingkan penyisihan yang dibuat selama periode yang sama tahun 2021. Dengan demikian rasio penyisihan kredit terhadap keseluruhan kredit bermasalah (rasio CKPN terhadap NPL) mencapai 131%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News