Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) berhasil membukukan laba bersih Rp 1,42 triliun pada semester I-2018. Laba bersih ini naik 12,01% dibanding periode yang sama tahun lalu atau year on year (yoy).
Laba bersih ini didorong oleh kenaikan bunga bersih yang melaju 12,98% menjadi Rp 4,77 triliun.
"Seiring dengan pertumbuhan laba, aset bank BTN tumbuh 19,63% yoy dibandingkan semester I-2017 menjadi Rp 268,04 triliun. Ini menempatkan BTN sebagai bank dengan aset terbesar di Indonesia," ujar Maryono dalam pemaparan kinerja BTN semester I-2018 di Jakarta, Rabu (18/7).
Hingga akhir tahun, Maryono optimistis dapat mengejar pertumbuhan aset hingga 17%-20%.
Meski laba bersih naik, di sisi lain biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) BTN juga melonjak. Pada semester I-2018 BOPO BTN sebesar 84,51%, naik dari periode yang sama tahun lalu sebesar 83,32%.
Mahelan Prabantarikso Direktur Strategy, Compliance, & Risk BTN bilang, kenaikan BOPO merupakan imbas dari kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI 7 day reverse repo rate). Asal tahu saja, pada kuartal II-2018 BI menaikkan BI 7 day reverse repo rate hingga 100 basis poin atau 1%.
Meski begitu, "Kami optimistis di akhir 2018 BOPO akan capai 80,93%. Kuncinya di efisiensi cost of fund dan sesi teknologi. Banyak inisiatif sehingga bisa capai target yang sudah ditetapkan," ujar Mahelan.
Mahelan berharap dari peningkatkan teknologi ikut berperan dalam pendapatan fee based income atau pendapatan non bunga. Sebab transaksi mobile banking dan internet banking dapat memberikan pemasukan tambahan. Pada 2018 ini, BTN menargetkan fee based bisa tumbuh di atas 18%-20% yoy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News