Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Ada yang berbeda dari kinerja PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI). Bank yang biasanya mengantongi laba tebal ini, kini harus mengelus dada. Pasalnya, laba bersih hanya tumbuh 3% menjadi Rp 6,1 triliun per kuartal I/2015, dibandingkan posisi Rp 5,9 triliun per kuartal I/2014.
Perlambatan laba ini karena kenaikan beban bunga serta peningkatan provisi. Misalnya, beban bunga naik 58% menjadi Rp 6,60 triliun per kuartal I/2015, dibandingkan posisi Rp 4,10 triliun per kuartal I/2014. Sedangkan pendapatan bunga tumbuh 23% menjadi Rp 19,57 triliun per kuartal I/2015, dari Rp 15,88 triliun per kuartal I/2014.
Wajar saja beban bunga naik tinggi, karena dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 25,04% menjadi Rp 587,73 triliun per kuartal I/2015, dari posisi Rp 470,02 triliun per kuartal I/2014. Deposito sebagai pendongkrak pertumbuhan DPK, seperti mencapai Rp 283 triliun per kuartal I/2015.
Sayangnya, BRI tidak dapat mengimbangi pendapatan bunga bersih melalui pendapatan bunga, karena kredit hanya tumbuh 9% menjadi Rp 472,9 triliun per kuartal I/2015, dibandingkan posisi Rp 432,4 triliun per kuartal I/2014. “Kredit melambat karena permintaan tidak besar,” kata Haru Koesmahargoyo, Direktur Keuangan BRI, Kamis (30/4).
Selain itu, lambat tumbuh mini karena perusahaan mengalokasikan tambahan provisi menjadi Rp 1,48 triliun per kuartal I/2015, atau naik 33,9% dari posisi Rp 1,10 triliun per kuartal I/2014. Alokasi provisi ini karena terjadi lonjakan kredit macet di segmen kredit menengah.
Haru menambahkan, kedepan perusahaan akan memperbaiki laba bersih melalui peningkatan penyaluran kredit di kuartal II dan seterusnya, serta mengincar sumber dana murah seperti tabungan dan giro, agar beban bunga tidak tinggi. “Kami yakin kredit akan tumbuh 15%-17% tahun ini,” tambahnya.
Misalnya, BRI akan mengincar pendapatan bunga bersih atau net interest margin (NIM) sebesar 7,7%-8% pada akhir tahun 2015, dari realisasi penurunan NIM sebesar 1,49% menjadi 7,57% per kuartal I/2015, dibandingkan posisi 9,06% per kuartal I/2014.
Sunarso, Wakil Direktur Utama BRI, menambahkan, pihaknya juga akan menjaga kualitas kredit agar laba tumbuh bagus. Segmen kredit yang akan dihindari adalah sektor komoditas seperti batubara. “Selanjutnya, kami akan mengincar kredit ke makanan dan minuman, telekomunikasi dan sawit untuk menjaga pertumbuhan kredit,” ucap Sunarso.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News