Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Sandy Baskoro
JAKARTA. Perbankan Indonesia merasakan dampak perlambatan ekonomi. Indikasinya, pertumbuhan laba bersih industri perbankan nasional menyusut pada tahun lalu.
Berdasarkan Statistik Perbankan Indonesia yang dirilis Otoritas Jasa Keuangan (OJK), laba perbankan pada akhir Desember 2013 sebesar Rp 106,70 triliun. Jumlah ini tumbuh 15% year-on-year (yoy). Padahal, sepanjang tahun 2012, laba bank tumbuh 22,66%.
Pertumbuhan laba bank lebih lambat ketimbang kucuran kredit. Per akhir Desember tahun lalu, perbankan mampu mencetak pertumbuhan kredit 21,79% (yoy) menjadi Rp 3.319,84 triliun. Pada tahun 2012, kredit bank masih tumbuh 22,96%, seirama dengan pertumbuhan laba.
Mengacu ke data OJK, perlambatan pertumbuhan laba karena pendapatan bunga bank tumbuh sejajar dengan beban bunga. Perbankan belum dapat mengerek pendapatan bunga lantaran tingkat bunga kredit baru naik pada tahun 2014. Di sisi lain, bunga simpanan sudah naik lebih awal, yakni pada semester kedua tahun lalu.
Selain itu, perbankan tidak banyak tertolong dari pendapatan operasional non bunga. Sebab, pendapatan operasional non bunga tumbuh lebih rendah dibandingkan beban operasional selain beban bunga.
Misalnya, bank mengalami penurunan pendapatan keuntungan dari penjualan surat berharga sebesar 57,63%, menjadi Rp 4,20 triliun. Kemudian, bank menanggung beban kerugian transaksi spot dan derivatif 84,61% atau senilai Rp 2,96 triliun.
Tahun ini, bank akan mengalami tantangan kian berat, lantaran penyaluran kredit diperkirakan lebih rendah. Jika perbankan nekat mencetak keuntungan dari penyaluran kredit, harus mewaspadai risiko kenaikan kredit bermasalah lantaran bunga kredit kian mencekik. Risiko lainnya, biaya dana terus meningkat, karena perebutan dana deposito masih terjadi pada tahun ini.
Nelson Tampubolon, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, menyampaikan, pihaknya meminta perbankan tidak terlalu tinggi menaikkan bunga kredit. Menurut dia, margin keuntungan atau net interest margin (NIM) bank bisa sedikit dikorbankan agar kualitas kredit tetap sehat. "Sekarang margin masih cukup tinggi, di atas 5%. Kalau itu sedikit diturunkan, mungkin belum terlalu mengganggu bank," jelas Nelson.
Vera Eve Lim, Direktur Keuangan Bank Danamon, memproyeksikan laba bersih tahun ini akan menurun tipis. Dia melihat, NIM sekitar 9% atau lebih rendah dibandingkan posisi Desember 2013 sebesar 9,1%. Hal itu disebabkan masih ada persaingan bunga simpanan sehingga memicu kembali kenaikan beban bunga.
Direktur Utama Bank Mandiri, Budi Gunadi Sadikin, mengemukakan kondisi perekonomian pada tahun 2013 memang tidak sekuat kondisi pada tahun 2012. Hal itu tecermin dari laju pertumbuhan ekonomi domestik dan global yang kian melambat sehingga menyebabkan kinerja kredit dan laba perbankan kurang kinclong pada tahun lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News