Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Kinerja PT Taspen tahun ini tidak semengkilap tahun lalu. Perusahaan pelat merah yang mengelola dana pensiun pegawai negeri sipil itu hanya memasang target laba bersih di tahun ini sebesar Rp 680 miliar.
Itu berarti, keuntungan bersih Taspen tahun ini bakal merosot hingga 80,35% ketimbang perolehan tahun lalu yang mencapai Rp 3,46 triliun. Bahkan, target keuntungan Taspen tahun ini juga jauh menciut dibandingkan dengan dua tahun sebelumnya yang menorehkan laba bersih sebanyak Rp 1,32 triliun.
Direktur Utama Taspen Iqbal Latanro beralasan, kinerja tahun 2014 tak bisa dijadikan patokan lantaran ada perubahan-perubahan regulasi yang sanggup mendorong pendapatan Taspen. Perubahan itu, misalnya, perpanjangan masa kerja pegawai negeri dari 56 tahun menjadi 58 tahun. Lalu, asumsi tingkat laju kematian juga bergeser dari 85 tahun jadi 80 tahun.
Tapi, Iqbal optimistis Taspen bisa melebihi target laba bersih tahun ini. Soalnya, sampai kuartal pertama 2015 lalu, badan usaha milik negara ini sudah mengantongi laba sebesar 82,94% dari target. Per 31 Maret 2015, Taspen mencetak laba bersih sebesar Rp 564 miliar. "Sampai akhir tahun saya yakin target laba tahun ini akan terlampaui," kata Iqbal akhir pekan lalu.
Imbal hasil turun
Selain laba, imbal hasil yang diberikan Taspen kepada para peserta tahun ini tidak begitu menyenangkan. Sebab, Iqbal meramalkan tingkat bunga deposito bakal melorot, antara 200 basis poin hingga 300 basis poin. Dampaknya, tentu saja akan menekan hasil investasi Taspen. Maklum, porsi penempatan dana kelolaan Taspen di keranjang deposito cukup besar, lebih dari 27% dari total dana kelolaan.
Sedang sebanyak 67,2% dari seluruh dana investasi Taspen di parkir di portofolio surat utang, baik obligasi pemerintah maupun swasta. Sisanya ditanamkan di instrumen lain, seperti saham, reksadana, atau investasi langsung.
Makanya, mulai tahun ini Taspen sedang melihat-lihat instrumen investasi lainnya, agar imbal hasilnya bisa menyamai tahun lalu yakni sebesar 10,5%. Di 2014, perusahaan milik negara ini berhasil mengantongi dana hasil investasi sebanyak Rp 11,2 triliun. "Kami melihat terus kondisinya untuk memperbesar dana kelolaan ke investasi langsung, reksadana, dan saham," ucap Iqbal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News