Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Syariah Indonesia (BSI) telah dihadapkan masalah terkait layanan IT yang tidak bisa digunakan pada awal pekan ini. Dampaknya, para nasabah pun kesulitan melakukan transaksi pada bank pelat merah tersebut.
Direktur Utama BSI Hery Gunadi mengungkapkan bahwa pihaknya selama ini telah memperkuat layanan IT-nya. Dimana, tahun ini pihaknya telah mengalokasikan anggarannya mencapai Rp 580 miliar dari tahun sebelumnya sekitar Rp 280 miliar.
“Jadi kelihatan lompatannya ya untuk mengembangkan kemampuan teknologi kita menjadi lebih solid dan makin modern,” ujarnya.
Dalam hal ini, Hery menyebutkan bahwa alokasi dana tersebut digunakan untuk pengembangan IT dalam bentuk perangkat lunak, perangkat keras, hingga aplikasi yang dimiliki saat ini.
Baca Juga: Pelunasan Haji Sempat Terdampak Layanan IT BSI Error, Bos BSI: Sepertinya Akan Mundur
Terkait layanan IT yang bermasalah tersebut, ia bilang memang ada dugaan adanya serangan siber. Menurutnya, serangan siber memang suatu yang biasa terjadi di dunia serba digital seperti saat ini.
“Di internet menurut catatan Google pada 90 hari terakhir bisa bayangkan ada 807.000 security event jadi artinya ada yang nyerang dan bertahan jadi itu biasa,” ujar Hery.
Meskipun demikian, pihaknya selama ini sudah berusaha semaksimal mungkin agar serangan tak terjadi pada BSI. Mengingat, sampai saat ini sekitar 97% nasabah BSI telah bertransaksi melalui e-channel.
Ia menambahkan dengan adanya indikasi serangan siber, pihaknya melakukan temporary switch off beberapa channel untuk memastikan keamanan siber. Herry bilang perlu ada pembuktian lebih lanjut melalui audit dan digital forensik.
Untuk para nasabah dan stakeholder di Aceh, dimana BSI merupakan single bank syariah disana, perusahaan terus berkoordinasi dengan regulator, pemerintah daerah, pengusaha dan nasabah setempat agar mendapatkan win-win solution.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News