kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45909,31   7,91   0.88%
  • EMAS1.354.000 1,65%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Lewat Holding Ultra Mikro, BRI Perluas Layanan Pembiayaan Segmen Mikro


Kamis, 14 Desember 2023 / 15:36 WIB
Lewat Holding Ultra Mikro, BRI Perluas Layanan Pembiayaan Segmen Mikro
ILUSTRASI. Kontan - BRI Jelajah Ekonomi Ultra Mikro Online


Reporter: Tim KONTAN | Editor: Ridwal Prima Gozal

KONTAN.CO.ID - Keberadaan holding ultra mikro (UMi) milik PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. atau BRI semakin memudahkan para pelaku usaha kecil mendapatkan pembiayaan modal. Kemudahan itu dapat terlihat dari meningkatnya jumlah portofolio pembiayaan tiga anggota holding UMi ke segmen usaha mikro.

Sebelum menjadi induk holding UMi pada September 2021, porsi kredit BRI ke segmen mikro tercatat sebanyak 40%. Pada 2020, penyaluran kredit BRI ke segmen mikro baru senilai Rp351,3 triliun atau sebesar 40% dari total portofolio kredit BRI senilai Rp938,37 triliun.

Pengaliran kredit BRI sisanya disalurkan kepada segmen usaha kecil dan menengah, konsumer dan segmen korporasi. Namun, pada akhir 2021 segmen mikro kembali menjadi sumber pertumbuhan bisnis utama BRI (bank only) dengan peningkatan porsi menjadi 42,06% dari total portofolio kredit sebesar Rp943,70 triliun.

Jika dihitung setelah konsolidasi PT Penanaman Nasional Madani (PNM) dan Pegadaian di holding ultra mikro, realisasi penyaluran kredit mikro BRI mencapai Rp483,89 triliun pada 2021. Realisasi itu berkontribusi sebesar 46,4% terhadap total portofolio kredit BRI secara grup dengan nilai mencapai Rp1.042,87 triliun pada tahun 2021.

Secara dirinci, segmen mikro mendominasi penyaluran kredit BRI dengan nilai Rp483,89 triliun. Kemudian disusul segmen kecil dan menengah Rp240,35 triliun, segmen korporasi Rp168,27 triliun, dan segmen konsumer Rp150,35 triliun.

Pada tahun 2022, porsi kredit BRI ke segmen mikro semakin bertambah menjadi 44% dari total penyaluran kredit BRI sebesar Rp1.139,08 triliun. Hingga akhir 2022, BRI menyalurkan kredit mikro Rp551,26 triliun atau tumbuh 13,92% secara tahunan. Total sebanyak 84,74% kredit BRI mengalir ke segmen UMKM dan 15,26% ke korporasi selama tahun 2022.

Direktur Bisnis Mikro BRI Supari mengungkapkan, BRI berharap pembiayaan sektor mikro masih menjadi penopang pertumbuhan perseroan ke depannya. Bahkan, BRI menargetkan portofolio kredit mikro mencapai 45% pada tahun 2025 mendatang.

"Pada 2025 portofolio kredit mikro ditargetkan 45% dari total pembiayaan BRI. Tapi kalau ditambah holding ultra mikro itu jadi 48%," ujar Supari.

Kehadiran holding ultra mikro juga menambah kontribusi PNM terhadap segmen usaha ultra mikro. Jauh sebelum menjadi anggota holding UMi, pendirian PNM oleh pemerintah pada Juni 1999 bertujuan untuk menjadi penyalur pembiayaan usaha mikro, kecil, menengah dan koperasi.

Lewat Keputusan Menteri Keuangan Nomor 487/KMK.017/1999 tanggal 13 Oktober 1999 tentang Penunjukan Badan Usaha Milik Negara Sebagai Koordinator Penyaluran Kredit Program, PNM ditunjuk menjadi BUMN Koordinator untuk menyalurkan dan mengelola 12 skim kredit program eks Kredit Likuiditas Bank Indonesia (KLBI).

Ada 12 skim kredit yang semula dikelola BI kemudian dialihkan kepada PNM di antaranya kredit kepada koperasi primer untuk anggotanya (KKPA), kredit KKPA pembiayaan usaha peternakan (KKPA-Unggas) dan KKPA untuk pembiayaan usaha nelayan (KKPA-Nelayan). Selain itu ada pula kredit modal kerja untuk usaha angkutan umum bus perkotaan.

Seiring berjalannya waktu, PNM lebih fokus menjalankan perannya sebagai penyaluran pembiayaan ultra mikro pada tahun 2008. Hal itu dimulai ketika PNM bertransformasi bisnis dengan meluncurkan produk Unit Layanan Modal Mikro atau Ulamm. Produk ini memberikan pembiayaan secara langsung kepada pelaku usaha mikro dan kecil.

Untuk melengkapi portofolionya di segmen pembiayaan mikro, pada tahun 2015 PNM meluncurkan produk PNM Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera atau Mekaar. Produk PNM Mekaar itu melayani masyarakat prasejahtera dan juga pelaku usaha ultra mikro. Dua produk itu kini masih menjadi lini utama layanan PNM kepada pelaku usaha mikro.

Direktur Utama PNM Arief Mulyadi mengatakan, dari Januari sampai Juli 2023, penyaluran Mekaar mencapai Rp38,8 triliun. Jika dihitung sejak 2016 hingga Juli 2023, total penyaluran Mekaar sudah tembus Rp207,8 triliun.

Sementara itu, penyaluran ULaMM sejak Januari hingga Juli 2023 mencapai Rp998 miliar, dengan nasabah aktif per Juli 2023 berjumlah 135.000. Outstanding ULaMM per Juli 2023 mencapai Rp4,8 triliun. "Kalau dihitung sejak berdiri, PNM sudah menyalurkan pembiayaan Rp214 triliun," kata Arief.

Tak jauh beda dengan BRI dan PNM, lini bisnis Pegadaian juga berkembang sejak menjadi bagian dari holding ultra mikro. Sebelumnya, Pegadaian hanya fokus menyediakan jasa layanan gadai. Bahkan, di masa sebelum pandemi COVID-19 layanan ini menyumbang sekitar 90% pendapatan Pegadaian.

Setelah bergabung dalam holding ultra mikro, layanan yang disediakan Pegadaian semakin luas, salah satunya pembiayaan kredit usaha rakyat (KUR). Mulai Juni 2022, Pegadaian resmi menjadi lembaga penyalur KUR. Pada saat itu, Pegadaian resmi menjadi penyalur ke-44 dengan plafon KUR dengan nilai mencapai Rp5,9 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×