Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi
Nah, mengenai tren penurunan suku bunga yang mulai bergulir, Ferdian memprediksi hal tersebut bakal mempengaruhi jangka waktu permintaan perbankan di PUAB terutama pada tenor di bawah satu bulan.
Setali tiga uang, Direktur Utama PT Bank BRI Agroniaga Tbk (BRI Agro) Agus Noorsanto menyebut rata-rata transaksi harian perseroan mencapai Rp 300 miliar. Jumlah tersebut diperkirakan akan terus berlanjut atau bertambah di paruh kedua 2019.
Baca Juga: Platform Jenius menyumbang 5% bagi DPK Bank BTPN
Sejalan dengan permintaan kredit yang masih tinggi, namun tidak dibarengi dengan pertumbuhan DPK. "BI juga menjaga likuiditas perbankan melalui operasi moneter dua sisi (ekspansi dan konstraksi) secara bersamaan untuk menjamin likuiditas pasar terjaga," terang Agus.
Alih-alih untuk memperkuat likuiditas, perseroan juga berniat melakukan aksi korporasi berupa rights issue di bulan September 2019 senilai Rp 700 miliar. Selain untuk memperkuat modal, dana tersebut juga bakal dipakai untuk menambah likuditas perseroan.
Menurutnya, walau tren penurunan suku bunga bakal berpengaruh pada tingkat suku bunga transaksional PUAB, dari jumlah volume dipastikan masih akan tetap tinggi. "Volume PUAB terutama, sangat dipengaruhi oleh ekses likuiditas perbankan," lanjutnya.
Baca Juga: BRI gelar literasi keuangan bagi pekerja migran di Taipei
Sedikit berbeda, PT Bank Central Asia Tbk (BCA) justru menilai secara rata-rata harian volume PUAB perseroan tidak mengalami kenaikan, sampai dengan semester I 2019. Sekretaris Perusahaan BCA Jan Hendra berpendapat, hal itu dikarenakan likuiditas perseroan masih cukup dan terjaga secara regular.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News