kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Lilkuiditas masih ketat, perbankan masih catat RIM tinggi


Senin, 04 November 2019 / 20:35 WIB
Lilkuiditas masih ketat, perbankan masih catat RIM tinggi
ILUSTRASI. Suasana transaksi nasabah di Bank BNI Cabang Jakarta Pusat, Selasa (2/10). Lilkuiditas masih ketat, perbankan masih catat RIM tinggi./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/02/10/2018.


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pengetatan likuiditas masih menghantui perbankan. Hal ini tercermin pada rasio intermediasi makroprudensial (RIM) sejumlah bank yang masih tinggi. Ambil contoh PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) yang menyatakan hingga akhir kuartal III 2019 lalu posisi RIM ada di level 96,7%. Posisi tersebut tercatat berada di batas atas Bank Indonesia (BI) yakni sebesar 94%.

Wakil Direktur Utama BNI Herry Sidharta menjelaskan pihaknya memang tengah berupaya untuk mengembalikan likuiditas ke level normal. Untuk mencapai hal tersebut, perseroan kini tengah fokus melakukan optimalisasi earning asset dengan shifting ke aset-aset dengan imbal hasil (yield) yang lebih tinggi. 

Baca Juga: Sah, BCA resmi rampungkan akuisisi Bank Royal

"Kami juga optimalisasi sisi liabilitas yang ada dengan mendorong pertumbuhan pendanaan yang bersifat stabil dan dana murah (CASA)," ujarnya kepada Kontan.co.id, Senin (4/11).

Dengan memakai strategi tersebut, bank berlogo 46 ini juga berharap pihaknya dapat mengoptimalkan profitabilitas. Namun, Herry juga menghimbau bahwa sampai akhir tahun 2019, kondisi likuiditas masih akan ketat. Alhasill, posisi RIM BNI akan diupayakan stabil pada kisaran rata-rata industri yaitu sebesar 95%.

Bukan hanya BNI saja, secara singkat Direktur Kepatuhan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) Mahelan Prabantarikso juga mengamini bahwa posisi RIM masih cukup tinggi. 

Menurut catatan perusahaan, sampai September 2019, RIM BTN sudah mencapai posisi 102,84%. Kendati masuk dalam level tinggi, bank spesialis kredit pemilikan rumah ini menyebut posisi tersebut sudah jauh menurun dibandingkan posisi bulan Agustus 2019 yang mencapai 105,02%.

Dus, bank bersandi saham BBTN ini memperkirakan hingga akhir tahun posisi RIM masih akan ada di kisaran 100%. Lagipula, BTN juga masih punya beberapa opsi pendanaan di luar dana pihak ketiga (DPK) hingga akhir tahun, seperti pencairan dana sekuritisasi sebesar Rp 2 triliun dan penerbitan subordinasi sebanyak Rp 3 triliun.

Baca Juga: Perbanas susun rekomendasi peta jalan industri keuangan

Di sisi lain, PT Bank Central Asia Tbk (BCA) justru memiliki likuiditas yang terbilang longgar bila dibandingkan dengan bank pesaing di BUKU IV. Direktur BCA Santoso Liem menuturkan, per September 2019 lalu RIM BCA tercatat sebesar 81,7%. "Relatif sama dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 81,8%," terangnya.

Di samping itu, loan to deposit ratio (LDR) BCA tetap terjaga sebesar 80,6% pada periode September 2019 ini atau turun 30 basis poin (bps) secara year on year (yoy). 

Praktis, posisi itu sudah jauh di bawah rata-rata industri sebesar 94,7% di akhir Agustus 2019 lalu. "BCA akan senantiasa menjaga keseimbangan antara posisi likuiditas dengan pertumbuhan kredit," imbuh Santoso.

Bukan hanya bank besar saja, PT Bank BRI Agroniaga Tbk juga mengaku bahwa posisi RIM relatif meningkat dibandingkan tahun lalu. Sekretaris Perusahaan BRI Agro Hirawan Nur mengungkap per September 2019 posisi RIM ada di level 92,8%. Sayangnya, Ia tak merinci besaran posisi RIM di tahun sebelumnya.

Baca Juga: Agar tak kebablasan, begini cara cek limit kartu kredit Mandiri via Mandiri Online

Kendati meningkat secara tahunan, perseroan meyakini sejalan dengan tren penurunan suku bunga dan yield yang masih tinggi, kondisi likuiditas dipastikan bakal membaik di akhir tahun.

Sementara itu, PT Bank Syariah Mandiri mencatat posisi RIM akhir September 2019 terjaga di level 84,34%. Namun, Direktur Risk Management and Compliance Mandiri Syariah Putu Rahwidhiyasa mengakui bahwa rasio tersebut meningkat dari tahun sebelumnya yakni sebesar 81,6%. 

"Posisi itu menunjukkan likuiditas Mandiri Syariah dalam kondisi baik," terangnya. Pertumbuhan pembiayaan juga dinilai Putu masih terjaga baik dengan pertumbuhan 13,14% secara yoy di September 2019.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×