kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Lima fakta menarik akuisisi Bank Permata oleh Bangkok Bank senilai puluhan triliun


Jumat, 13 Desember 2019 / 05:41 WIB
Lima fakta menarik akuisisi Bank Permata oleh Bangkok Bank senilai puluhan triliun
Chartsiri Sophonpanich, Presiden Direktur Bangkok Bank PCL memberikan penjelasan usai menandatangani perjanjian pembelian saham bersyarat dengan Standard Chartered Bank PLC dan PT Astra International Tbk untuk mengakuisisi 89,12% kepemilikan agregat merek


Reporter: Anggar Septiadi, Khomarul Hidayat | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertanyaan publik mengenai siapa calon pembeli PT Bank Permata Tbk (BNLI) terjawab sudah. Adalah bank asal Thailand, Bangkok Bank yang akan menjadi juragan baru Bank Permata.

Bangkok Bank akan mengakuisi saham Bank Permata milik PT Astra International Tbk (ASII) dan Standard Chartered Bank (SCB).

Berikut lima fakta menarik soal akuisisi Bank Permata:

1. ASII melego seluruh sahamnya di BNLI

Kamis (12/12), telah dilakukan penandatanganan conditional share purchase agreement (CSPA) antara ASII, SCG dan Bangkok Bank.

Asal tahu saja, Bank Permata dan SCB sama-sama memiliki 44,56% saham di Bank Permata.

Baca Juga: Bos Bangkok Bank targetkan akuisisi Bank Permata rampung kuartal III 2020

"Penandatanganan CSPA dilakukan pada 12 Desember 2019 antara ASII, SCB dan Bangkok Bank sehubungan rencana penjualan saham-saham milik masing-masing Astra dan SCB di PT Bank Permata Tbk kepada Bangkok Bank," tulis Corporate Secretary Astra Gita Tiffani Boer dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, Kamis (12/12).

Gita menyatakan, ASII bakal menjual seluruh saham di Bank Permata sebanyak 44,56%. Adapun harga pembelian saham adalah sebesar 1,77 book value Bank Permata per September 2019 senilai Rp 1.498.

Baca Juga: Jalan panjang berburu Bank Permata (BNLI) hingga dimenangkan Bangkok Bank

Adapun, transaksi ditargetkan rampung paling lambat 12 bulan mendatang. "Dana hasil transaksi akan ditujukan untuk keperluan investasi perseroan," lanjut Gita.

2. Bank Bangkok gelontorkan dana Rp 37,43 triliun

Bank Bangkok menargetkan, transaksi akuisisi Bank Permata bisa rampung dalam setahun ke depan.

Nilai transaksi akan bernilai 1,77x book value Bank Permata yang akan disesuaikan selanjutnya. Sedangkan per September 2019, nilai buku Bank Permata adalah Rp 1.498. Jika merujuk nilai tersebut, Bangkok Bank bakal menggelontorkan US$ 2,67 miliar atau setara Rp 37,43 triliun untuk memborong saham Astra dan SCB di Bank Permata.

Dalam keterangan resmi, Kamis (12/12) Bangkok Bank menyatakan aksi ini diharapkan dapat menambah earnings per share (EPS), dan return of equity (RoE) perseroan.

"Ekspansi internasional adalah strategi utama kami. Indonesia khususnya adalah fokus utama, karena merupakan salah satu ekonomi utama yang tumbuh paling cepat di Asia dengan fundamental makroekonomi yang sangat mendukung, demografi yang menguntungkan, dan peningkatan integrasi regional ASEAN," ucapnya.

3. Bank Bangkok sudah bidik pasar Indonesia

Bloomberg melaporkan, Bangkok Bank memang sedang mencari pasar baru di wilayah Indonesia karena suku bunga di Thailand tetap rendah.

Baca Juga: Sebelum Bangkok Bank, ini calon-calon pemilik Bank Permata

Indonesia yang ekonominya diperkirakan akan tumbuh 5% pada tahun 2020, menawarkan lebih banyak potensi pertumbuhan bagi bank asal Thailand tersebut.

Analis Citigroup Kritapas Siripassorn dan Robert Kong menulis dalam sebuah catatan yang dikutip Bloomberg, Bangkok Bank memiliki modal yang cukup untuk membeli bank asal Indonesia.

Tetapi, menurut analis Citigroup tersebut,  Bangkok Bank bisa mengalami kesulitan untuk mengelola bank menengah di pasar Indonesia yang didominasi oleh empat besar.

Namun, Bank Bangkok tetap optimistis dan terus melanjutkan niatannya untuk mengakuisisi Bank Permata.

Baca Juga: Dalam perjalanan Bank Permata, ada skandal cessie Bank Bali

“Akuisisi terhadap Bank Permata tidak terjadi tiba-tiba. Kami membuka cabang pertama di Indonesia 51 tahun lalu, beberapa tahun belakangan kami juga terus memantau dan mengevaluasi pertumbuhan organik perbankan selaras target akuisisi kami,” kata Presiden Direktur Bangkok Bank Chartsiri Sophonpanich saat Jumpa Pers di Hotel Indonesia, Kamis (12/12).

4. Menunggu izin OJK

Selanjutnya, Sophonpanich menjelaskan, pihaknya bakal menggelar RUPSLB guna meminta restu para pemegang saham perseroan terkait aksi ini. Bangkok Bank juga diakuinya bakal memenuhi ketentuan akuisisi yang berlaku guna mendapat izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Targetnya, kuartal III-2020, akuisisi bisa dapat dirampungkan.

5. Fokus di ritel dan ekspansi

Pascaakuisisi rampung, Sophonpanich bilang Bangkok Bank juga akan terus mendukung bisnis Bank Permata khsuusnya di segmen ritel. Sophonpanich juga mengaku cukup terkesan dengan platform digital perankan Bank Permata yaitu Permata Mobile X.

Baca Juga: Bank Permata jadi milik Bangkok Bank, hasil merger lima bank

“Kami juga akan melanjutkan hubungan kemitraan Bank Permata dengan Astra mencakup produk seperti bancassurance, cash management, dan payroll loan kepada karyawan Astra,” lanjutnya.

Meski demikian, Sophonpanich menambahkan Bangkok Bank kelak akan mendorong Bank Permata untuk melakukan ekspansi ke segmen korporasi dan UMKM yang merupakan bisnis utama Bangkok Bank.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×