kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45917,01   -18,50   -1.98%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

LPDB-KUMKM Targetkan Dapat Salurkan Dana Bergulir Sebesar Rp 1,8 Triliun Tahun Ini


Kamis, 15 September 2022 / 17:20 WIB
LPDB-KUMKM Targetkan Dapat Salurkan Dana Bergulir Sebesar Rp 1,8 Triliun Tahun Ini
ILUSTRASI. LPDB-KUMKM targetkan dapat salurkan dana bergulir sebesar Rp 1,8 triliun tahun ini. KONTAN/Fransiskus Simbolon


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (LPDB-KUMKM) menargetkan dapat menyalurkan dana bergulir sebesar Rp 1,8 triliun di tahun 2022.

Sementara realisasi penyaluran dana bergulir hingga saat ini telah mencapai Rp 1,17 miliar artinya tinggal tersisa tiga bulan lagi untuk dapat memaksimalkan penyaluran kepada para pelaku UMKM di tahun ini.

Untuk pola konvensional penyalurannya sudah mencapai Rp 636 miliar, sementara pola syariah penyalurannya sudah mencapai Rp 532 miliar dengan jumlah mitra di 2022 mencapai 129 mitra, yang meliputi 79 mitra konvensional dan 50 mitra syariah.

Baca Juga: Wabah PMK, KemenkopUKM Pertemukan Koperasi Peternak Susu dan Industri Pengolah Susu

Direktur Utama LPDB-KUMKM Supomo mengatakan, target tersebut sudah di tetapkan dengan dewan pengawas. LPDB juga terus mendorong agar target tersebut dapat tersalurkan kepada para pelaku UKM.

"Tentunya kita mendorong UKM untuk naik kelas seperti yang diarahkan oleh pemerintah. Jadi penyaluran kita dari Rp 500 juta sampai Rp 250 miliar dengan syarat seperti memiliki usaha produktif, status kantor jelas, pengembalian kategori lancar dan tidak memiliki tunggakan atas pinjaman/pembiayaan sebelumnya," jelas Supomo di Jakarta, Rabu (14/9).

LPDB juga disebut telah melakukan transformasi digital seperti pengajuan proposal pinjaman maupun pembiayaan dapat dilakukan melalui online.

Hal tersebut guna maksimalkan monitoring dan evaluasi mitra LPDB-KUMKM di daerah, serta membantu pelaku Koperasi dan UMKM dalam mendapatkan informasi terkait pengajuan permohonan pinjaman/pembiayaan dana bergulir LPDB-KUMKM.

"Semua urusan keuangan LPDB baik internal maupun eksternal menggunakan basis teknologi. Tentunya ini akan efisien tanpa mengeluarkan banyak biaya dari calon mitra. Ini LPDB kan ada di Jakarta, bagaimana mengakses yang di ujung Indonesia misalnya di Kupang yasudah kita pakai e-proposal, kita juga ada call center yang bisa memandu," ungkap Supomo.

Baca Juga: Dorong Rasio Kewirausahaan, Ini Strategi yang Diusung KemenkopUKM 

Untuk pengawasan terhadap Koperasi yang bermasalah, LPDB mengakui bahwa pihaknya memiliki SOP yang cukup baik. Hal itu dapat dilihat dari NPL di tahun ini tercatat berada diangka 0,18%. Sementara itu, Program Inkubator Wirausaha dari LPDB-KUMKM memberikan fasilitasi akses pembiayaan dana bergulir melalui program inkubasi kepada koperasi potensial.

Seperti di Provinsi Lampung, salah satu lembaga inkubator yang bekerja sama dengan LPDB-KUMKM yakni Siger Innovation Hub melakukan inkubasi dan pendampingan kepada Koperasi Sarana Bangun Lampung (Sabalam).

Selain dengan Siger Innovation Hub, LPDB-KUMKM juga melakukan pendampingan dengan berkolaborasi bersama pemerintah daerah provinsi dan kabupaten yang membidangi sektor koperasi dan pertanian.

Koperasi Sarana Bangun Lampung (Sabalam) Lampung mendapatkan pinjaman dana bergulir sebesar Rp 4,5 miliar. Adapun dana bergulir tersebut akan digunakan oleh Koperasi Sabalam untuk penguatan modal kerja, termasuk budi daya tanaman porang yang saat ini menjadi salah satu komoditi ketahanan pangan nasional dan berorientasi ekspor.

Menurut Supomo, saat ini pembiayaan kepada koperasi sektor riil yang memiliki bidang usaha atau produk berorientasi ekspor terus ditingkatkan mulai dari sektor pangan, perikanan, peternakan, hingga perkebunan.

Hal ini dilakukan agar membantu pertumbuhan perekonomian nasional, mendorong program ketahanan pangan nasional, subtitusi impor bahan pangan, dan pengendalian laju inflasi yang berdampak pada neraca perdagangan nasional hingga nilai tukar rupiah.

Baca Juga: Pentingnya Sinergi Perbankan, E-Commerce dan UMKM untuk Pemulihan Ekonomi

Melalui lembaga inkubator Siger Innovation Hub, Koperasi Sabalam juga akan dikembangkan untuk menjadi bagian dari rantai pasok atau (value chain) untuk wilayah Sumatera.

Selain itu juga ada Koperasi Pondok Pesantren Al-Ittifaq mendapatkan total pembiayaan dana bergulir dari LPDB-KUMKM sebesar Rp17,3 miliar pertama pada tahun 2020 sebesar Rp 6,3 miliar dan kedua Rp 11 miliar dengan tiga tahap pencairan pertama sebesar Rp 4,2 miliar, kedua Rp 2,8 miliar, dan ketiga Rp 4 miliar.

Kopontren Al-Ittifaq telah membentuk lembaga inkubator bernama Alif Learning Center (ALEC) dalam upaya mendukung korporatisasi petani dan memajukan kemandirian ekonomi pondok pesantren.

Menurut Supomo, dampak ekonomi ini yang akan terus pihaknya hasilkan melalui guliran pembiayaan dari LPDB-KUMKM, akan banyak pelaku UMKM terbantu akses permodalan dan menghasilkan peningkatan kesejahteraan masyarakat, perluasan lapangan pekerjaan, dan pengentasan kemiskinan,.

"ini merupakan salah satu keberhasilan dari program inkubasi LPDB, sebab selain fasilitasi akses pembiayaan, ada juga pendampingan dari sisi tata kelola manajemen usaha, kelembagaan, hingga pemasaran," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×