Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Bankir PT Bank Mandiri Tbk menilai, kondisi likuiditas perbankan saat ini cenderung membaik dibandingkan tahun lalu. Hal itu tercermin dari penempatan likuiditas bank di instrumen Bank Indonesia (BI) yang naik Rp 88 triliun secara year to date (ytd) per Maret 2017.
Sementara, loan to deposit ratio (LDR) dan loan to funding ratio (LFR) perbankan menurun. Tercatat per akhir Februari 2017, LDR perbankan turun menjadi 88,89% dibanding Desember 2016 sebesar 90,50%. LFR juga turun menjadi 87,35% dari posisi akhir tahun lalu sebesar 88,79%.
Direktur Manajemen Risiko dan Kepatuhan PT Bank Mandiri Tbk Ahmad Siddiq Badrudin mengatakan, likuiditas sepanjang tahun 2017 diperkirakan akan membaik sejalan dengan perbaikan ekonomi.
"Secara keseluruhan likuiditas membaik, penempatan likuiditas bank di BI per 23 Maret 2017 sebesar Rp 402 triliun, LFR 87,35% sampai Februari, perbaikan likuditas akan berlanjut sampai akhir tahun," kata Siddiq di Jakarta, Rabu (3/5).
Lanjut Siddiq, ada dua faktor yang mempengaruhi pergerakan likuiditas perbankan, yaitu pengelolaan anggaran pemerintah dan aliran modal asing.
Ia mencontohkan, pengelolaan anggaran pemerintah seperti penarikan pajak berpotensi menarik likuditas di perbankan. Sementara, akselerasi belanja dan penerbitan obligasi mampu menambah likuiditas perbankan.
Bank berlogo pita emas ini memprediksi akan ada tambahan likuiditas sebanyak Rp 157 triliun pada tahun ini dari belanja pemerintah yang masuk ke perbankan. Kendati demikian, penambahan likuiditas tersebut akan lebih banyak muncul pada penghujung tahun 2017, yakni sebanyak Rp 106 triliun. "Peningkatan belanja pemerintah pada APBN 2017 akan turut mendorong likuiditas," kata Siddiq.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News