Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Noverius Laoli
Sementara itu, PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI) juga tengah berupaya menekan biaya operasional yang dimiliki. Direktur Utama Allo Bank Indra Utoyo mengungkapkan bahwa biaya operasional selain bunga naik 16,8% yoy ke Rp 146 miliar pada kuartal I-2024.
Indra bilang beban operasional yang dikeluarkan oleh Allo Bank pun dengan tujuan investasi. Misalnya, Allo Bank saat ini sedang membangun Data Center Active-Active yang baru dan juga pengembangan infrastruktur TI lainny untuk mengantisipasi kondisi rawan terhadap kejahatan cyber crime.
“Sebab kejahatan cyber crime yang dapat mempengaruhi pendapatan dan reputasi bank,” ujarnya.
Meski demikian, ia pun memastikan Allo Bank tetap mampu memperoleh profit di kala bebannya masih tumbuh. Di mana, laba bersih Allo Bank tumbuh 23,3% YoY menjadi Rp 111 miliar pada kuartal I-2024.
Baca Juga: OJK Tengah Menyusun Rancangan Aturan Konglomerasi Keuangan Terbaru, Ini Kata Analis
Adapun, salah satu bank digital yang sudah mampu menurunkan beban operasional yang dimiliki adalah PT Bank Jago Tbk (ARTO). Bank yang tergabung dalam ekosistem Goto ini mampu menekan beban operasional dari Rp 436,5 miliar di kuartal I-2023 menjadi Rp 377.4 miliar d kuartal I-2024.
Direktur Kepatuhan & Corporate Secretary Bank Jago Tjit Siat Fun bilang selama ini Bank Jago percaya dengan unique value proposition (UVP) yang dimiliki, yaitu menyediakan solusi keuangan digital yang berfokus pada kehidupan dan tertanam di dalam ekosistem digital.
Oleh karenanya, berbagai penawaran atau promosi bukan menjadi satu-satunya faktor menarik bagi nasabah untuk menggunakan Bank Jago, melainkan UVP tersebut yang menjadi strategi yang lebih berkelanjutan untuk bisnis Bank Jago.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News