Reporter: Ferrika Sari | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Maybank Indonesia Tbk (Maybank Indonesia) mendukung penerapan transaksi bilateral dengan mata uang lokal (LCS) yang digagas Bank Indonesia (BI). Hal ini bertujuan untuk mengurangi ketergantungan pada mata uang Dollar Amerika Serikat (USD) baik transaksi perdagangan investasi maupun remittance.
Direktur Global Banking Maybank Indonesia Ricky Antariksa mengatakan, nilai likuiditas semakin terjamin berkat adanya kerja sama kemitraan dengan bank di negara setempat yang juga bertindak sebagai Appointed Cross Currency Dealer (ACCD). "Hal ini juga akan berdampak pada biaya hedging yang lebih efisien khususnya bagi pendanaan jangka panjang," kata Ricky, dalam keterangan resmi, Selasa (12/10).
Perusahaan juga menyambut baik penerapan LCS yang menjadi bagian dari Blue Print Pengembangan Pasar Uang (BPPU). Maybank Indonesia terus mendukung penerapan kerja sama ini demi meningkatkan nilai perdagangan ekspor impor Indonesia dengan mitra dagang strategis yang dapat berkontribusi bagi perekonomian nasional.
Untuk mendukung kelangsungan bisnis perdagangan ekspor impor, fasilitas LCS Maybank Indonesia dapat memberikan manfaat bagi nasabah seperti biaya administrasi, konversi transaksi dan remitansi yang lebih efisien, tersedianya alternatif pembiayaan perdagangan.
Baca Juga: Maybank bidik segmen single-income family lewat produk Tabungan U
Kemudian investasi langsung serta instrumen lindung nilai (hedging) dalam mata uang lokal. Dengan fitur penambahan batas waktu transaksi yang disesuaikan dengan kebutuhan setiap nasabah, dan diversifikasi eksposur mata uang yang digunakan dalam penyelesaian transaksi luar negeri.
Maybank Indonesia menyediakan beragam fasilitas yang dapat mendukung nasabah untuk melakukan transaksi bisnis perdagangan ekspor impor seperti layanan Cash Management dan juga Trade Finance. “Kami berupaya untuk menciptakan solusi keuangan yang tidak hanya mampu mendukung kelangsungan bisnis para nasabah, tetapi juga dapat memberi dampak luas khususnya bagi perekonomian dalam negeri,” terangnya.
Hingga saat ini, BI sudah menandatangani beberapa Nota Kesepahaman kerja sama LCS dengan beberapa negara di kawasan ASEAN, yakni Malaysia dan Thailand, serta di kawasan Asia Pasifik, Tiongkok dan Jepang.
Kerangka kerja sama ini meliputi penggunaan kuotasi nilai tukar mata uang asing secara langsung antara Indonesia dengan kedua negara dalam valuta masing-masing negara, underlying transaksi LCS termasuk investasi langsung serta layanan remittance.
Selanjutnya: Usai Buyback Obligasi Global, Pemerintah Gelar Lelang Penukaran Surat Utang Negara
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News