kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.965.000   -10.000   -0,51%
  • USD/IDR 16.883   -43,00   -0,26%
  • IDX 6.438   38,22   0,60%
  • KOMPAS100 926   8,20   0,89%
  • LQ45 723   5,45   0,76%
  • ISSI 205   2,17   1,07%
  • IDX30 376   1,61   0,43%
  • IDXHIDIV20 454   0,42   0,09%
  • IDX80 105   1,01   0,98%
  • IDXV30 111   0,45   0,40%
  • IDXQ30 123   0,28   0,22%

Mayoritas Pengguna Paylater Masih di Jawa, Bagaimana Prospeknya di Luar Jawa?


Jumat, 21 Maret 2025 / 19:28 WIB
Mayoritas Pengguna Paylater Masih di Jawa, Bagaimana Prospeknya di Luar Jawa?
ILUSTRASI. Pertumbuhan Paylater: Banner Buy Now Pay Later (BNPL) di sebuah pusat perbelanjaan di Depok, Jawa Barat, Kamis (20/3/2025). PT Akulaku Finance Indonesia mengutip riset Research and Markets, yang memperkirakan pasar BNPL di Indonesia akan tumbuh sebesar 13,5% secara tahunan (Year on Year/YoY) dan mencapai Rp 129 triliun pada 2025. KONTAN/Baihaki/20/3/2025


Reporter: Shintia Rahma Islamiati | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Akulaku Finance Indonesia menyatakan bahwa mayoritas penyaluran pembiayaan untuk layanan Buy Now Pay Later (BNPL) atau paylater masih terkonsentrasi di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek), dan Jawa Barat. 

Menurut Chief Financial Officer Akulaku Finance Indonesia, Aan Setiadi, sekitar 70% portofolio pembiayaan BNPL perusahaan berasal dari pengguna di daerah tersebut.

Pengamat sekaligus Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (Celios), Nailul Huda mengatakan, faktor utama yang menyebabkan dominasi ini adalah jumlah penduduk yang lebih besar, kesiapan teknologi, sumber daya manusia, serta permintaan yang lebih tinggi dibandingkan daerah di luar Jawa.

“Industri keuangan cenderung mengincar wilayah dengan perputaran uang yang lebih tinggi,” ujar Nailul kepada Kontan, Jumat (21/3).

Baca Juga: Jabodetabek dan Jawa Barat Dominasi Pembiayaan Paylater Akulaku Finance

Menurutnya, industri tersebut dapat lebih mudah menjual ketika beroperasi di Pulau Jawa. Maka dari itu, ketika awal pendirian, pangsa pasar utamanya di Pulau Jawa. Terlebih masyarakat di Pulau Jawa lebih banyak yang paham mengenai produk keuangan, termasuk paylater. 

“Secara pasar akan lebih gampang melakukan penetrasi pasar jika memulainya di Pulau Jawa,” ujar Nailul.

Meski begitu, Nailul mengungkapkan bahwa prospek pengguna paylater di luar Jawa masih terbuka lebar. Untuk memperluas layanan ini, perusahaan pembiayaan perlu meningkatkan literasi keuangan dan digital masyarakat agar lebih memahami manfaat serta cara kerja paylater. Selain itu, perluasan merchant yang menerima pembayaran dengan paylater juga menjadi faktor penting. 

Baca Juga: Akulaku Finance Targetkan Penyaluran Pembiayaan Baru Rp 9,1 Triliun pada 2025

“Jika masyarakat tahu paylater, tetapi merchant tidak menerimanya, maka layanan ini tidak akan berkembang,” tambah Nailul.

Dengan strategi yang tepat, layanan paylater berpotensi tumbuh di luar Jawa seiring dengan peningkatan akses teknologi dan pemahaman masyarakat terhadap layanan keuangan digital.

Baca Juga: NPF Akulaku Finance Tetap Terkendali di 1,1% pada 2024, Manajemen Risiko Jadi Kunci

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×