kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menakar prospek bisnis insurtech


Kamis, 03 Januari 2019 / 23:14 WIB
Menakar prospek bisnis insurtech
ILUSTRASI. Ilustrasi Asuransi


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penjualan asuransi lewat kanal digital atau yang biasa disebut insurance technology (insurtech) punya masa depan cerah. Perlahan-lahan, perusahaan asuransi mulai memanfaatkan teknologi ini untuk memasarkan produknya.

Di samping itu, tumbuhnya perusahaan-perusahaan berbasis teknologi yang memasarkan produk asuransi turut memperlebar peluang saluran digital ini.

Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) Dody Achmad Sudiyar Dalimunthe mengatakan, sebanyak 60% dari 82 anggota AAUI sudah memanfaatkan teknologi digital.

Wujud pemanfaatan ini dapat berupa situs web, aplikasi, maupun kerja sama dengan perusahaan teknologi finansial (tekfin).

Catatan AAUI menunjukkan, distribusi secara digital masuk ke dalam jalur langsung. Jalur ini menempati peringkat kedua dari besaran perolehan premi, yaitu sebesar 35%.

Maklum, jalur pialang masih lebih unggul dengan perolehan preminya yang mencapai 50% dari premi keseluruhan. Akan tetapi, angka 50% ini pun sudah termasuk jalur distribusi offline maupun online. Denagn begitu, prospek pemasaran asuransi via digital jadi makin terbuka.

“Saluran digital nantinya akan menjadi saluran tersendiri karena di dalamnya juga bisa menggunakan jalur langsung, pialang, maupun jalur lainnya,” kata Dody saat dihubungi Kontan.co.id pada Kamis (27/12).

Menurut dia, ke depannya, semua pemain dalam industri asuransi mau tidak mau harus memanfaatkan teknologi digital dalam proses bisnisnya. Untuk itu, perusahaan asuransi harus menyiapkan anggaran, sumber daya manusia yang mumpuni, serta inovasi produk sehingga lebih mudah dipahami nasabah.

Pemasaran asuransi melalui digital juga dinilai bisa meningkatkan kesadaran masyarakat untuk berasuransi, melihat tren masyarakat yang juga semakin melek teknologi.

PT Asuransi Adira Dinamika (Adira Insurance) juga mulai merambah saluran digital, baik melalui situs web, aplikasi, dan kerja sama dengan pihak ketiga.

Sebagai contoh, Adira Insurance membuat saluran penjualan baru bernama travellin.co.id untuk produk asuransi perjalanannya dengan mengadaptasi konsep situs e-commerce.

Melalui laman tersebut, konsumen dapat membeli dan membayar beragam produk asuransi perjalanan. Business Development Division Head Adira Insurance Tanny Megah Lestari mengatakan, perolehan premi asuransi perjalanan dari konsumen yang mengakses langsung situs tersebut mencapai 20%-25%.

Angka tersebut belum memperhitungkan agen-agen perjalanan yang juga mengakses asuransi perjalanan Adira Insurance melalui situs web ini.

Kini, saluran digital Adira Insurance tidak hanya berguna untuk membeli polis baru, tetapi juga dapat untuk mengajukan klaim. “Untuk klaim, saat ini kami memang selalu mengarahkan pelanggan untuk via aplikasi karena sangat memudahkan pelanggan dan prosesnya lebih cepat,” ucap Tanny.

Meskipun begitu, ia mengatakan perolehan premi dari saluran digital ini baru mencapai kurang dari 1% dari total pendapatan premi.

Oleh karena itu, tahun depan pihaknya akan memperlebar kerja sama dengan mitra bisnis berbasis digital dan menambah fitur-fitur yang dapat memudahkan pelanggan untuk mengecek proses asuransi yang tengah diminta.

PT. Asuransi Simas Net (Simasnet) juga mencatatkan kenaikan premi yang signifikan. Sejak awal beroperasi pada 2015, Simasnet memang mengandalkan kanal digital untuk menjual produknya. Hingga saat ini, lebih dari 90% premi yang didapat Simasnet berasal dari saluran tersebut.




TERBARU

[X]
×