kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Meski belum ada aturan jelas, potensi penjualan asuransi digital cukup besar


Kamis, 13 Desember 2018 / 16:44 WIB
Meski belum ada aturan jelas, potensi penjualan asuransi digital cukup besar
ILUSTRASI. Peresmian PT. Asuransi Simas Net


Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Belum adanya regulasi yang mengatur pemasaran asuransi lewat kanal digital belum menjadi masalah bagi pelaku usaha asuransi. Pemasaran lewat kanal ini bahkan diklaim tumbuh subur.

Direktur Utama PT Asuransi Simas Net Teguh Aria Djana menilai memang diperlukan penyesuaian sejumlah poin terkait pemasaran asuransi lewat kanal digital, termasuk lewat pihak ketiga semisal insurtech. "Namun dari sisi asuransi sih tidak ada masalah," ujarnya, Kamis (13/12).

Apalagi Simas Net sedari awal berdiri sudah mengandalkan kanal digital untuk menjual produknya. Hingga saat ini, lebih dari 90% premi yang didapat Simas Net berasal dari kanal digital.

Karena aspek kecepatan dan kemudahan yang bisa didapat nasabah, Teguh menyebut tren pertumbuhan premi dari kanal ini terbilang menggiurkan. Pasalnya premi yang masuk kantong Simas Net rata-rata tumbuh dua digit saban tahun.

Hingga November 2018, ia menyebut Simas Net mengumpulkan premi sekitar Rp 60 miliar. Hingga akhir tahun, ia memperkirakan perolehan premi Simas Net bisa menembus Rp 65 miliar.

Untuk saat ini, pemasaran secara digital kata Teguh lebih banyak berupa produk sederhana dengan premi terbilang murah dan menyesuaikan tren yang ada di masyarakat. Tak heran, lini asuransi perjalanan menjadi penyumbang terbesar bagi premi Simas Net.

Namun karena preminya kecil-kecil, Simas Net harus bisa berjualan dalam jumlah besar. "Harus mengandalkan volume base, sehingga kami banyak melakukan kerjasama dengan sejumlah mitra agar lebih efisien," ungkap dia.

Sementara Head of Travel Insurance PT Asuransi Central Asia (ACA) Sugiarto Grahihan menambahkan meski belum ada aturan terkait pemasaran digital, namun hal tersebut tak menjadi isu selama dilakukan assesment yang baik mulai dari produk hingga risiko. "Pemasaran digital kan hanya sebagai sarana distribusi yang tidak mewakili perusahaan asuransi," ungkapnya.

Ia melanjutkan, ekosistem yang terbentuk dari saluran digital pun bisa membantu perusahaan mengeksplorasi pasar yang lebih luas. Seperti potensi untuk melakukan cross selling kepada produk lain.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×