Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penetrasi penyaluran kredit untuk segmen ultra mikro terus gencar dilakukan. Dalam hal ini, bunga kredit segmen tersebut tengah diupayakan untuk mendapat subsidi agar lebih murah.
Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmojo mengungkapkan bahwa sampai saat ini pihaknya terus berkoordinasi dengan Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia (BI). Sehingga pihaknya menunggu keputusan tersebut.
“Kita kan lagi tunggu jadi kan kita sudah turunkan terus bunga dari Permodalan Nasional Madani (PNM) paling murah di 18%,” ujar Tiko, Kamis (31/8).
Sementara itu, Menteri BUMN Erick Thohir bilang bahwa memberikan keputusan subsidi untuk bunga kredit mikro bukanlah kapasitasnya. Oleh karenanya, ia bilang terus mendorong Kemenkeu dan BI untuk memberi subsidi tersebut.
Baca Juga: Pembiayaan Fintech Lending Semakin Kencang
Erick berharap subsidi tersebut bisa dikucurkan setidaknya sebelum masa berakhirnya kabinet di tahun depan. Itu berarti perlu menunggu waktu 13 bulan ke depan apakah subsidi tersebut bakal dikucurkan atau tidak.
“Holding Ultra Mikronya sudah jadi tetapi tentu bicara subsidi bunga itu bukan dari kami,” ujarnya.
Direktur Utama PNM Arief Mulyadi bilang bahwa semenjak Holding Ultra Mikro terbentuk memang membantu PNM untuk mendapat pendanaan yang lebih mudah karena rating juga meningkat. Sehingga, beberapa bunga pun telah coba diturunkan.
Dalam hal ini, PNM menurunkan bunga untuk nasabah-nasabah yang eksisting. Artinya, nasabah-nasabah yang mengajukan pinjaman lagi baru mendapat penurunan bunga sekitar 7%.
“Kami belum bisa memberikan penurunan nasabah yang awal karena ini bagian dari edukasi agar nasabah taat membayar,” ujar Arief.
Ia bilang jika misalkan ada subsidi bunga kredit tersebut bisa jadi akan menurunkan kembali bunga kredit mikro yang ditawarkan. Meskipun, sejauh ini, ia melihat tidak ada keluhan dari nasabah terkait bunga tersebut.
“Karena kalau dibandingkan dengan rentenir, bunga kita masih murah,” ujarnya.
Adapun, per Juli 2023, Arief menyebut outstanding pembiayaan untuk segmen ultra mikro di PNM telah mencapai Rp 44 triliun sepanjang tahun ini atau tumbuh sekitar 20% YoY . Dengan NPL di 0,16%.
Sementara itu, Direktur Bisnis Mikro BRI Supari bilang menurut hasil riset internal BRI, bagi segmen mikro akses pembiayaan dan proses kredit yang cepat lebih penting dibandingkan dengan tingkat suku bunga kredit.
Baca Juga: Bank Himbara Masih Menunggu Aturan Hapus Buku Kredit Macet UMKM
Oleh karenanya, Supari bilang pihaknya terus melakukan berbagai terobosan untuk mempercepat proses kredit mikro di BRI. Di mana, BRI melalui BRISPOT mampu mencairkan pinjaman sebesar Rp 1 triliun per harinya.
“Suku bunga kredit mikro komersial di BRI mulai 0,7% flat per bulan,” ujarnya.
Sebagai informasi, salah satu penopang pertumbuhan laba BRI di periode semester pertama tahun ini adalah segmen mikro yang tumbuh 11,4% YoY menjadi Rp 577,94 triliun.
Dengan pencapaian tersebut, porsi kredit mikro terhadap total kredit yang disalurkan BRI mencapai 48,08%. Di mana, total kredit di segmen UMKM senilai Rp 1.015,54 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News