kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.440.000   -4.000   -0,28%
  • USD/IDR 15.339   1,00   0,01%
  • IDX 7.829   -2,64   -0,03%
  • KOMPAS100 1.196   2,88   0,24%
  • LQ45 970   3,33   0,34%
  • ISSI 228   0,02   0,01%
  • IDX30 495   1,66   0,34%
  • IDXHIDIV20 597   3,35   0,56%
  • IDX80 136   0,44   0,33%
  • IDXV30 140   0,56   0,40%
  • IDXQ30 166   1,10   0,67%

Menilik Seberapa Menarik Saham Bank Big Caps Ketika Stock Split


Senin, 14 Agustus 2023 / 20:50 WIB
Menilik Seberapa Menarik Saham Bank Big Caps Ketika Stock Split
ILUSTRASI. DPK Perbankan: Pelayanan Nasabah di sebuah bank milik pemerintah di Jakarta, Selasa (27/12/2022). Menilik Seberapa Menarik Saham Bank Big Caps Ketika Stock Split.


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Aksi pemecahan saham atau stock split kembali dilakukan emiten bank dengan kapitalisasi besar. Langkah tersebut biasa dilakukan agar harga saham terbaru menjadi lebih terjangkau dan menambah likuiditas sahamnya.

PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) menjadi emiten terbaru yang berencana melakukan stock split. Ini menyusul PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) yang lebih dulu melakukan aksi serupa pada 4 April 2023.

Adapun, rencana stock split tersebut bakal terealisasi jika disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 19 September 2023. Dalam rencana awal, rasio stock split saham tersebut adalah 1:2.

Baca Juga: Penuhi Aturan Modal Baru, BNI (BBNI) Siapkan Infrastruktur

Aksi korporasi ini membuat nilai nominal saham emiten bank pelat merah ini akan berubah menjadi Rp 3.750 per saham. Sebelumnya, nilai nominal per sahamnya senilai Rp 7.500.

Direktur Utama BBNI Royke Tumilaar mengungkapkan ada beberapa pertimbangan yang menyebabkan perusahaan memilih rasio 1:2. Pertama, agar harga saham bank bisa setara dengan bank-bank big caps lainnya.

“Di kisaran yang sama dengan peers bank seperti Mandiri, BBRI, dan lainnya,” ujar Royke kepada KONTAN, Senin (14/8).

 

Jika melihat harga penutupan perdagangan bursa (14/8), BBNI ditutup di harga Rp 9.200 per saham. Sementara itu, BMRI berada di level Rp 5.950 per saham dan BBRI di level Rp 5.650 per saham.

Tak hanya itu, Royke menilai dengan rasio tersebut, saham BBNI akan lebih terjangkau bagi investor ritel. Sehingga, membuka peluang semakin luasnya basis investor saham BBNI dan diharapkan likuiditas perdagangannya meningkat.

Baca Juga: BNI Bakal Lakukan Stock Split Dengan Rasio 1:2

“Investasi minimum per lot menjadi di kisaran Rp 500.000,” ujar Royke. 

Head of Research Mega Capital Sekuritas Cheril Tanuwijaya menilai aksi stock split yang direncanakan BBNI ini bisa menjadi sentimen positif mengingat outlook sektor keuangan saat ini juga positif.

Terlebih, Cheril menilai BBNI ini dibandingkan bank-bank yang memiliki kapitalisasi besar ini paling tertinggal kinerjanya secara tahunan. “Harusnya pergerakan sahamnya bisa membaik,” ujar Cheril.

Jika menilik data RTI, pergerakan saham BBNI secara tahunan memang paling kecil yaitu tumbuh 19,87% YoY. Bahkan, secara year to date sahamnya justru terkoreksi 0,27%.

Sebagai perbandingan, BMRI tercatat mengalami kenaikan 50,63% YoY. Sementara, BBRI juga masih mampu naik 31,40% YoY.

Oleh karena itu, Cheril memiliki rekomendasi buy untuk BBNI saat ini. Di mana, target harganya adalah Rp 9.600 dengan stoploss di level Rp 9.000. “Bisa cermati BBNI yang kenaikannya belum signifikan,” ujarnya.

Sementara itu, Associate Director Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nicodemus mengatakan bahwa terkait rencana tersebut sejatinya bisa menunggu hasil RUPS terlebih dulu. Mengingat, rasio stock splitnya juga masih bisa berubah tergantung keputusan pemegang saham.

Baca Juga: Mandiri Sekuritas Catatkan Rekor Pendapatan Usaha Sepanjang 2022

“Semuanya harus dipertimbangkan. Kita sebagai investor siapa sih yang ngak mau sahamnya BBNI bisa sampai ke Rp 2.000 misalnya,” ujar Nico.

Meski demikian, Nico juga mengingatkan perlu melihat fundamental dari bank tersebut. Serta, melihat potensi valuasi dari bank tersebut di masa yang akan datang.

Selama ini, Nico melihat saham-saham bank big caps, salah satunya BBNI, masih menjadi primadona untuk investor. Meskipun, perbankan saat ini dihadapkan pada laju pertumbuhan kredit yang masih melambat.

“Karena Net Interest Margin (NIM) perbankan saat ini masih menjadi salah satu yang tertinggi,” ujar Nico

Baca Juga: Pasar Saham Bearish, Hindari Boncos Pada Waran Terstruktur

Setali tiga uang, Nico masih merekomendasikan beli untuk saham-saham bank kapitalisasi besar seperti BMRI, BBRI, BBNI dan BBCA.

Saat ini, ia memasang target harga untuk BBNI di level Rp 11.250, BBCA di level Rp 10.000, BMRI di level Rp 6.450 dan BBRI di level Rp 6.000.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung Supply Chain Management Principles (SCMP)

[X]
×