kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Menimbang Peta Persaingan Bank Digital di Indonesia dan Pemilik Aset Terbesar


Rabu, 11 Oktober 2023 / 18:44 WIB
Menimbang Peta Persaingan Bank Digital di Indonesia dan Pemilik Aset Terbesar
ILUSTRASI. Nasabah menggunakan aplikasi Bank Jago. Menimbang Peta Persaingan Bank Digital di Indonesia dan Pemilik Aset Terbesar.


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Peta persaingan bank digital semakin sengit, seiring dengan Grab yang secara resmi masuk dalam bisnis bank digital melalui PT SuperBank Indonesia, yang sebelumnya bernama PT Bank Fama International. 

Superbank juga baru saja kedatangan pemegang saham baru, yakni KakaoBank yang akan mengakuisisi 10% saham di Superbank melalui penerbitan saham baru. Keterlibatan Grab dan KakaoBank dalam perbankan digital menandai babak baru persaingan raksasa teknologi dalam sektor ini.

Ekosistem Superbank, yang didukung oleh para pemimpin industri seperti Grab, Singtel, Grup Emtek, dan kini KakaoBank, menempatkan Superbank secara unik untuk menawarkan layanan keuangan yang dirancang khusus untuk beragam segmen nasabah secara efektif, terutama untuk melayani kebutuhan keuangan masyarakat underbanked, terutama nasabah UMKM dan ritel. 

Baca Juga: Peta Persaingan Bisnis Bank Digital di Indonesia Kian Sengit

Kehadiran bank digital yang terbilang baru ini akan berlaga dengan pemain yang sudah terlebih dahulu menjalankan bisnis bank digital. Secara Aset Bank Jago (ARTO) dan Bank Neo Commerce (BBYB) kini juga mulai disaingi oleh Seabank. Seabank merupakan salah satu bank digital yang disokong grup teknologi papan atas di ASEAN yakni Sea Limited yang memiliki aset terbesar. 

Hingga Agustus 2023, Seabank memiliki aset Rp 30,31 triliun. Di posisi kedua ada ARTO dengan perolehan aset sebesar Rp 19,16 triliun, hanya terpaut kurang dari Rp 50 miliar dengan aset BBYB sebesar Rp 18,94 triliun.

Di posisi keempat ada Hibank dengan aset Rp 13,70 triliun, lalu BCA Digital sebesar Rp 12,75 triliun, Allo Bank sebesar Rp 11,67 triliun, dan AGRO senilai Rp 11,35 triliun. 

Sementara, dari sisi kredit, per Agustus 2023 dengan penyaluran kredit terbesar juga dipimpin oleh Seabank yang berhasil menyalurkan kredit Rp 15,46 triliun, dan BBYB sebesar Rp 10,80 triliun.

Baca Juga: Perkuat Modal, Bank Neo Commerce (BBYB) Akan Right Issue

Sementara di posisi ketiga ada ARTO yang berhasil menyalurkan kredit Rp 9,51 triliun,  lalu Allo Bank sebesar Rp 7,36 triliun, Hibank sebesar Rp 5,25 triliun, dan BCA Digital sebesar Rp 4,25 triliun.

Direktur Utama SeaBank Indonesia Sasmaya Tuhuleley mengatakan, Seabank akan terus mengejar target menjadi bank digital terbesar di segmennya. Saat ini perseroan mulai fokus menggarap segmen ritel dan UMKM di Indonesia.

Untuk mencapai target tersebut, pihaknya konsisten dalam mengembangkan bisnis dan inovasi, salah satunya dengan menggarap implementasi Governance, Risk, & Compliance (GRC) secara konsisten.

Apalagi menurut Sasmaya SeaBank Indonesia, dengan induk yakni Sea Limited yang sudah terdaftar di New York Stock Exchange, maka implementasi GRC ini menjadi satu kewajiban.

Baca Juga: Genjot Penghimpunan DPK, Bank Digital Memperbesar Dana Murah

"Kami juga berharap tren positif dari kinerja kami saat ini akan terus berlanjut hingga akhir tahun, dengan tetap menghadirkan inovasi layanan dan produk yang berlandaskan prinsip kehati-hatian dalam bisnis demi menjaga keamanan dan kenyamanan nasabah,” ujar Sasmaya.

Pada akhir semester II-2023, SeaBank juga berencana meluncurkan fitur tarik dan setor tunai yang sudah lama dinantikan oleh nasabah, yang nantinya nasabah dapat menarik, serta menyetorkan uang tunai dari dan ke rekening masing-masing.

“Tentu di SeaBank kami sangat mendengarkan apa yang diinginkan nasabah. Kami berharap layanan dan fitur di aplikasi SeaBank semakin lengkap, sehingga nasabah dapat menikmati kemudahan dan kenyamanan menggunakan aplikasi SeaBank,” ujar Sasmaya.

Di sisi lain, dengan ekosistem PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO), bank ARTO terus menjajaki potensi kolaborasi yang baru.

Baca Juga: DPK dan Kredit Bank Jago (ARTO) Kompak Naik pada Semester I

Direktur Utama PT Bank Jago Tbk, Arief Harris Tandjung, mengatakan, kolaborasi ekosistem menjadi kunci bank digital dapat bertumbuh dengan pesat. Saat ini sekitar 35% dari 8,3 juta nasabah Bank Jago dikontribusi dari ekosistem Gojek Tokopedia.

"GoTo Financial memiliki eksposur yang besar karena memiliki jutaan pengguna aktif. Oleh karena itu perseroan akan diuntungkan karena kami akan melayani nasabah yang sudah aktif di ekosistem GOTO dan memberikan nilai tambah kepada nasabah tersebut yang sudah ada sekarang," katanya.

Ekosistem GoTo juga menjadi mayoritas dari nasabah bank Jago, karena mereka merupakan partner strategis yang terbesar. Di samping terus mengembangkan pertumbuhan di luar ekosistem GOTO dengan partner yang lain.

Perusahaan terus menjajaki penambahan partner secara serius, karena itu merupakan bagian dari bisnis, dan jika ingin bertumbuh, perlu berkolaborasi dengan mitra. Adapun, dengan pertumbuhan penyaluran kreditnya yang mencapai 84,72%, Arief berharap hingga akhir tahun, pertumbuhannya bisa mencapai dua digit.

Baca Juga: Cek Rekomendasi Saham Bank Digital Pilihan dari Para Analis

Sementara, langkah transformasi BBYB, ke layanan digital juga mampu memacu peningkatan kinerja operasional dan bisnis perbankannya. Berbagai layanan dan produk telah BBYB luncurkan dalam kurun waktu satu tahun terakhir ini, dengan menjangkau seluruh kalangan, baik secara individu, UMKM, maupun korporasi.

Mulai dari layanan pembayaran melalui QRIS sampai dengan transaksional Bisnis dan Payroll. Dengan demikian nasabah tidak hanya menggunakan layanan BNC di aplikasi neobank untuk kebutuhan tabungan dan investasi, tetapi akan bergeser bertransaksi dengan berbagai produk dan layanan BBYB.

Pejabat Sementara (Pjs) Direktur Utama Bank Neo Commerce, Aditya Windarwo mengatakan layanan dan fitur yang saat ini masih menjadi primadona ialah produk tabungan dan deposito.

Hal itu tercermin terjadi peningkatan Dana Pihak Ketiga (DPK) BBYB sebesar 16,68% menjadi sebesar Rp 15,65 triliun pada Agustus 2023, dibandingkan Agustus 2022 yang sebesar Rp 13,41 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×