kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Meningkat pesat, bankir paparkan strategi dorong transaksi QRIS


Jumat, 06 Agustus 2021 / 09:48 WIB
 Meningkat pesat, bankir paparkan strategi dorong transaksi QRIS
ILUSTRASI. Fitur Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) dari Bank Mandiri


Reporter: Amanda Christabel | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Fitur Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) dinilai mampu mendukung transaksi masyarakat di tengah penerapan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Darurat. Buktinya, pada minggu pertama Juli 2021, transaksi QRIS tercatat naik 7,63% dibanding pekan sebelumnya menjadi 8,37 juta kali.

PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) mencatatkan, hingga pertengahan tahun 2021, transaksi QRIS yang terjadi mencapai lebih dari 3,3 juta transaksi dengan volume transaksi lebih dari Rp 2,5 triliun.

“Transaksi ini baik di sisi issuing yang dilakukan oleh pengguna aplikasi Livin’ by Mandiri, dan transaksi yang terjadi di sisi acquiring merchant penerima QRIS,” jeSenior Vice President Transaction Banking Retail Sales Bank Mandiri, Thomas Wahyudi kepada KONTAN Kamis (5/8) malam.

Thomas bilang, per Juni 2021 fitur QRIS telah digunakan oleh lebih dari 600 ribu pengguna Livin’ by Mandiri, dan diharapkan hingga akhir tahun mampu mempertahankan momentum untuk mencapai peningkatan transaksi dengan laju yang sama seperti awal tahun 2021.

“Penggunaan fitur QRIS di Livin' by Mandiri dapat dibilang tumbuh secara signifikan. Sejak Livin' diluncurkan pada awal Maret lalu sebagai langkah penyempurnaan aplikasi mobile banking nasabah, transaksi menggunakan fitur QRIS ini telah meningkat hingga 7 kali lipat dibanding rata-rata transaksi awal tahun,” tambah Thomas.

Baca Juga: Hingga Juni 2021, volume transaksi QRIS Bank Mandiri lebih dari Rp 2,5 triliun

Tantangan terbesar terkait QRIS dari bank pelat merah berlogo pita emas ini adalah berkenaan dengan perluasan akseptasi merchant QRIS, yang memerlukan edukasi lebih kepada berbagai lapisan masyarakat agar mau menggunakan QRIS sebagai metode pembayaran.

Shifting penerimaan metode pembayaran baru dari tunai menjadi cashless merupakan challenge tersendiri, khususnya bagi merchant-merchant yang belum familiar dengan teknologi,” tambah Thomas.

Menurut dia, untuk mendorong awareness dan transaksi QRIS, BMRI terus memperluas jaringan merchant QRIS, dan fokus memperkuat modern digital banking seiring dengan perubahan perilaku konsumen yang cenderung beralih ke transaksi digital; baik dari segi peningkatan fitur layanan, maupun menjalankan berbagai program promosi yang dapat dinikmati oleh nasabah Bank Mandiri.

“Layanan Livin' by Mandiri diharapkan dapat memenuhi kebutuhan transaksi nasabah dan menjadi financial superstore app dengan berbagai fitur seperti transfer online, bayar tagihan, top up uang elektronik, top up saldo e-money, pembayaran dengan QRIS Livin' by Mandiri di Merchant Mandiri. Terintegrasi dengan kartu kredit (informasi tagihan atau limit, ubah transaksi menjadi cicilan), dan terintegrasi dengan deposito atau Mandiri Tabungan Rencana (MTR), dan lainnya,” tegas Thomas.

 

Hal yang sama juga terjadi pada PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA), yang juga menjadi bank penyedia akseptasi QRIS di Tanah Air melalui aplikasi OCTO Mobile yang bisa digunakan di semua merchant berlogo QRIS.

“Di semester satu 2021 ini, pertumbuhan sales volume dengan QRIS meningkat sebesar 4 kali dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya atau secara year on year (yoy),” ujar Direktur Konsumer Bank CIMB Niaga, Lani Darmawan.

Bank Indonesia (BI) telah menetapkan kebijakan penurunan tarif merchant discount rate (MDR) QRIS untuk merchant kategori Badan Layanan Umum (BLU) dan Public Service Obligation (PSO) dari 0,7% menjadi 0,4% per Juni 2021.

Lani menjelaskan, secara finansial MDR QRIS relatif jauh lebih kecil yang berdampak kepada pendapatan bank penyelenggara. “Terutama karena tidak ada perbedaan MDR untuk kartu kredit atau kartu debit,” tambah Lani.

Di CIMB Niaga, Lani bilang bahwa transaksi QRIS mayoritas diarahkan sebagai pengganti transaksi tunai. “Sehingga banyak menyasar kepada transaksi dengan ticket size yang kecil,” ujar Lani.

Baca Juga: MDR QRIS relatif kecil, CIMB Niaga: Fokus ke transaksi dengan nilai kecil

“Saat pandemi, akselerasi dan adaptasi penggunaan QRIS oleh nasabah dan masyarakat semakin baik. Terutama dengan acceptance QRIS yang sudah inter operable. CIMB Niaga banyak berfokus di transaksi nilai kecil. Yang biasanya tunai di komunitas pedagang kecil di pasar-pasar, rumah ibadah, dan donasi,” ujar dia.

Sekadar informasi tambahan, sesuai dengan kebijakan BI, QRIS untuk pengguna OCTO Mobile juga dapat bertransaksi di merchant hingga Rp 5 juta per transaksi atau Rp 25 juta per hari.

Selain itu, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) mengakui juga menyambut baik regulasi tersebut dalam mendukung pemerintah untuk membentuk cashless society.

“BCA juga telah bekerjasama dengan sekitar 360.000 merchant yang tersebar di Indonesia,” ujar Executive Vice President Secretariat & Corporate Communication BCA, Hera F. Haryn.

Bank berkode emiten BBCA ini mencatat, transaksi QRIS per Juni 2021 yang dilakukan oleh nasabah BCA mencapai angka Rp 1,3 triliun. “Terkait dengan implementasi MDR, pada prinsipnya kami mengikuti ketentuan regulator Bank Indonesia,” tambah Hera.

Sejalan dengan regulasi ini, transaksi QRIS BCA menerapkan MDR ke semua aplikasi pembayaran pada kategori merchant usaha kecil, menengah, dan besar yaitu 0,7%.

Sementara itu untuk aplikasi pembayaran pada kategori merchant usaha mikro, bantuan sosial, donasi sosial, dan nirlaba adalah 0%. Untuk aplikasi pembayaran pada merchant pendidikan sebesar 0,6%, dan untuk aplikasi pembayaran pada kategori merchant stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) adalah 0,4%.

“Kami juga memperkirakan akan lebih banyak lagi transaksi non-tunai dan tanpa kartu yang akan menjadi bagian signifikan dalam kehidupan normal baru. BCA akan terus berinovasi menyiapkan berbagai inisiatif untuk mendukung kebutuhan nasabah terkini,” tutup Hera.

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk mencatatkan perkembangan pembayaran menggunakan QRIS mengalami peningkatan signifikan. Peningkatan volume transaksi meningkat sebesar 200% secara yoy, yang didukung dari penetrasi BRI dalam mengakuisisi merchant.

“Jumlah merchant BRI saat ini sudah mendekati 500.000 merchant, dan akan terus tumbuh hingga akhir tahun,” ujar Direktur Konsumer BRI Handayani.

BRI terus memperkaya kanal pembayaran dengan QRIS di antaranya menggunakan QRIS statis dan QRIS dinamis baik melalui EDC maupun API kepada online merchant.

“Hingga platform aplikasi Mobile Banking BRI yaitu BRImo, yang juga sudah dilengkapi dengan fitur QRIS yang mempermudah transaksi,” tambahnya.

Handayani bilang, merchant discount rate (MDR) QRIS yang berlaku saat ini juga sudah sesuai dengan kesepakatan Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran (PJSP) dengan regulator sudah cukup baik, demi menciptakan bisnis yang sehat bagi PJSP dan pelaku usaha di semua segmen.

“Besaran MDR QRIS untuk jenis merchant reguler 0,7%, untuk jenis merchant khusus seperti pendidikan 0,6%, SPBU 0,4%, donasi atau bansos di 0%, dan untuk pelaku usaha mikro (UMI) di 0% (berlaku hingga Desember 2021),” urai Handayani.

Sebagai perbandingan untuk transaksi merchant reguler menggunakan kartu debit 0,15%-1%, kartu kredit 1,5%-1,8%, transaksi online 2%-2,5% di luar merchant kategori khusus yang telah diatur oleh regulator.

Baca Juga: Dirut BRI ungkap alasan mengapa UMKM sulit dapat kredit bank, apa itu?

Strategi bank pelat merah berkode emiten BBRI ini untuk mendorong nasabahnya untuk bertransaksi menggunakan QRIS yaitu melalui sosialisasi yang bergerak dari internal BRI dan ke lingkungan eksternal.

“Melalui sosialisasi pada acara webinar terhadap komunitas binaan BRI, seperti Desa Brilian, event UMKM, edukasi pada saat akuisisi merchant QRIS BRI, melalui banner dan promo yang kita tempatkan di media sosial BRI, aplikasi BRImo, displai di ATM, dan memaksimalkan aset marketing komunikasi BRI untuk terus mensosialisasikan pembayaran QRIS,” terangnya.

Menurut Handayani, tantangan sosialisasi dan edukasi pengguna QRIS lebih terasa pada masyarakat ekonomi mikro, atau masyarakat di lokasi remote di mana transaksi tunai masih menjadi pilihan utama pada segmen ini.

“Tapi kami yakin, dengan edukasi dan sosialisasi yang berkelanjutan maka perlahan akan terjadi shifting transaksi menuju cashless society,” pungkas Handayani.

Selanjutnya: Perdagangan perdana, saham BUKA melejit 24,71% dan kena ARA

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×