Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Asuransi Bintang Tbk (ASBI) optimistis masih bisa mencatatkan pertumbuhan kinerja hingga akhir tahun ini meski kondisi industri masih diselimuti tantangan akibat pandemi.
Direktur Utama Asuransi Bintang HSM Widodo bilang dengan kondisi pandemi seperti sekarang, perseroan mesti mencari strategi tak biasa agar bisa mencatatkan kinerja seoptimal mungkin. Salah satunya dengan meningkatkan hasil underwriting yang lebih baik.
Dengan tantangan ekonomi yang dihadapi, hingga penghujung 2020 ini pihaknya memprediksi bisa mengantongi premi sebanyak Rp 446,9 miliar. Jumlah ini sedikit turun dari realisasi premi yang didapat tahun lalu yakni sebesar Rp 450,8 miliar.
Baca Juga: Klaim tebus polis di asuransi jiwa meningkat di tengah pandemi corona
Namun di sisi lain, ia yakin hasil underwriting Asuransi Bintang bisa mengalami peningkatan dibanding tahun 2019. "Hal ini terutama disebabkan oleh terjadinya pencairan cadangan premi sebesar Rp 19,21 miliar dan menurunnya klaim bersih sebesar Rp 23,85 miliar," kata dia, Senin (21/12).
Selain itu, hasil investasi perseroan juga diproyeksikan mengalami peningkatan dibanding tahun 2019 yang terutama disebabkan oleh meningkatnya hasil revaluasi aset investasi yang signifikan sehubungan dengan pembangunan yang pesat di salah satu wilayah aset yang dimiliki perusahaan.
Meski, ia juga mengakui bahwa ada penurunan pada instrumen investasi yang lain dan turunnya kinerja pasar di triwulan ketiga tahun 2020 sebagai dampak sehubungan dengan pandemi covid 19.
Sampai akhir tahun nanti, Widodo memprediksi perusahaannya bisa mencatatkan kenaikan hasil investasi sebesar Rp 16,61 miliar menjadi Rp 33,18 miliar. Peningkatan hasil investasi ini menutupi peningkatan beban usaha yang dilaksanakan sebagai strategi perusahaan dalam mempertahankan pencapaian produksi premi dalam situasi yang ada saat ini.
Baca Juga: Forum korban Jiwasraya menolak program restrukturisasi polis yang ditawarkan
Dengan kondisi tersebut laba bersih Asuransi Bintang di tahun ini diprediksi akan mencapai Rp 18,7 miliar dari Rp 8 miliar pada tahun 2019. "Demikian pula dengan laba per saham diproyeksikan menjadi Rp 53 per saham dari Rp 23 per saham di tahun 2019," ungkap dia.
Sebagai dukungan teknologi informasi dalam menghadapi era digitalisasi yang dipercepat dengan adanya pandemi covid-19, dia bilang perusahaannya sudah memulai sejak beberapa tahun yang lalu. Dengan dunia baru yang akan dimasuki, dari sisi IT telah siap dalam segala sisi baik dari sisi virtualisasi, maupun pelaksanaan kerja dari mana saja (Work From Anywhere), dan memberikan kemampuan lebih dalam hal digitalisasi. Omni channel dari sisi aplikasi maupun services termasuk juga mekanisme pembayaran.
Seluruh inisiatif tersebut memungkinkan Perusahaan menetapkan model kerja dari rumah secara permanen (WFH Permanent) Sejak dari pertengahan Maret sampai hari ini perusahaan melakukan model kerja dari rumah, dan hingga saat ini belum ada karyawan yang terjangkit dari aktifitas kantor dari 28 cabang dan 456 orang jumlah pegawai.
Baca Juga: Sudah lebih dari 31% pemegang polis korporasi menyetujui restrukturisasi Jiwasraya
Perseroan juga melakukan penghematan atas biaya transportasi dan juga biaya sewa kantor secara efisien dan efektif. Tidak adanya biaya lembur dan di sisi lain justru meningkatkan kecepatan penerbitan polis sebesar 25,3%. Untuk mendukung proses kerja baru dimaksud perusahaan juga sedang melaksanakan ISO 9001 : 2015.
Dalam melaksanakan model kerja yang baru dengan digital transformasi yang ada, perusahaan dapat melakukan penghematan hingga Rp 3 miliar pada tahun 2020. Baik dari sisi Man Power Planning dari fungsi yang idle, biaya training yang sudah bisa secara online, biaya kegiatan pegawai dan biaya operasional.
Selanjutnya: Jiwasraya menargetkan restrukturisasi polis rampung kuartal kedua 2021
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News