Reporter: Annisa Fadila | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi covid-19 yang masih mewabah membuat industri multifinance turut memberikan keringanan kepada debiturnya. Namun, di tengah pandemi pula sejumlah obligasi multfiinance akan jatuh tempo.
PT Astra Sedaya Finance (ASF) misalnya, tercatat perusahaan ini memiliki obligasi jatuh tempo pada November 2020 dengan nilai Rp 625 miliar. Corporate Communication & Strategic Management Astra Sedaya Arifianto Soendoro menyebutkan, pihaknya akan membayar utang tersebut melalui pembayaran konsumen.
Baca Juga: Multifinance siap manfaatkan pelonggaran PSBB untuk menggenjot bisnis
Arifianto bilang, sebelumnya perusahaan telah mencadangkan pembayaran pokok dan bunga obligasi dengan sumber utama dari pembayaran konsumen. Oleh sebabnya, perusahaan menilai mampu melunasi utang tersebut.
“Sumber pendanaan tentunya dari internal kas Operasional perusahaan yang didapat dari pembayaran cicilan Konsumen kepada perusahaan. Sehingga, kami tidak melihat kendala dalam melunasi utang. Kami juga sudah memproyeksi jauh-jauh hari untuk pembayaran dan sumber yang dibutuhkan,” ujar Arifianto kepada Kontan.co.id Rabu, (17/6).
Lanjut ia, adapun strategi yang dilakukan agar ke depannya perseroan dapat melunasi obligasi, pihaknya terus menjajaki pendanaan dari dalam maupun luar negeri. Tak hanya itu, ia menegaskan perusahaan turut memiliki sumber pendanaan yang bervariatif dari collection dan loan.
“Terkait pinjaman dari bank, memang 30% - 40% sumber pendanaan kami berasal dari bank. Oleh karenanya, ASF akan memantau perbaikan kondisi ekonomi seiring mulai diberlakukannya pelonggaran PSBB,” tambahnya.
Baca Juga: Sepanjang 2019, Bukopin Syariah salurkan kenaikan pembiayaan 12,6%
Sementara itu, Vice President PT Indomobile Finance Gunawan Effendi menyebutkan, pihaknya akan membayar utang pada Juli mendatang. Untuk diketahui, adapun total utang IMFI pada Juli mendatang sebesar Rp 150 miliar.
Effendi mengatakan, dalam pelunasannya perseroan akan menggunakan angsuran konsumen yang berkisar Rp 350 – Rp 400 miliar per bulannya. Ia bilang, perusahaan tidak terbebani ataupun melihat kendala dalam pelunasan obligasi.
“Benar Juli mendatang obligasi akan jatuh tempo. Kami akan melunasinya melalui angsuran konsumen sehingga tidak ada kendala yang dihadapi. Terlebih, selama ini IMFI selalu melunasi obligasi secara penuh,” terangnya.
Baca Juga: Pemerintah akan lelang enam seri sukuk Selasa pekan depan, target indikatif Rp 7 T
Asal tahu saja, ke depan perusahaan akan memperkuat team account receivable officer untuk mengingatkan debitur dalam membayar angsurannya secara tepat waktu.
Menurutnya, hal ini dilakukan untuk agar perusahaan dapat melunasi utang yang akan jatuh tempo.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News