Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi
Menurutnya, per semester-I 2019 nilai transakasi uang elektronik berbasis kartu milik perseroan yakni Flazz telah mencapai Rp 2,9 triliun atau meningkat 88% secara yoy.
Pada periode yang sama, jumlah transaksi Flazz tercatat sudah mencapai 240 juta transaksi sejak Januari-Juni 2019 atau naik 49% secara yoy dengan jumlah kartu beredar tercatat sebanyak 16,5 juta kartu.
BCA juga memiliki uang elektronik berbasis server yang bertajuk Sakuku. Walau tak merinci, Santoso menyebut pertumbuhan jumlah dan nilai transaksi Sakuku naik hingga dua kali lipat dibandingkan periode semester-I 2019.
"Meskipun nominalnya belum signifikan dibandingkan channel lainnya," katanya.
Baca Juga: Rekrutmen calon pegawai BI dibuka, simak persyaratannya
Walau tak memasang target, bank swasta terbesar ini menilai ke depan uang elektronik atau dompet elektronik akan terus didorong untuk memudahkan transaksi pembayaran nasabah.
Sebagai salah satu bank transaksi terbesar, BCA tetap akan fokus melakukan pengembangan dan mematangkan produk dan layanan pembayaran sesuai dengan kebutuhan nasabah.
Sekadar informasi saja, merujuk data Bank Indonesia (BI) sampai dengan bulan Juli 2019 tercatat jumlah transaksi uang elektronik menembus 2,73 miliar transaksi, tumbuh 83,99% secara yoy.
Dari jumlah tersebut, nilai atau nominal transaksi sudah mencapai Rp 69,04 triliun. Tumbuh signifikan sebanyak 184,71% dibandingkan periode Juli 2018 sebesar Rp 24,25 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News