kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45909,31   7,91   0.88%
  • EMAS1.354.000 1,65%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Meski masih pandemi, bisnis spesialis bank pelat merah melesat


Kamis, 05 Agustus 2021 / 20:52 WIB
Meski masih pandemi, bisnis spesialis bank pelat merah melesat
Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo (tengah) bersama para direktur bank BUMN atau Himbara di Jakarta (5/8/2021).


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Himpunan bank milik negara (Himbara) mampu mendorong pertumbuhan spesialis bisnis di tengah pandemi. 

Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, pihaknya telah membagi fokus bisnis untuk Bank Rakyat Indonesia (BBRI) ke sektor UMKM, Bank Mandiri (BMRI) ke korporasi, Bank Negara Indonesia (BBNI) untuk bisnis internasional, dan Bank Tabungan Negara (BBTN) menggarap sektor KPR.

Tiko, panggilan akrab Kartika menyatakan pembagian itu telah tertata dengan baik hingga saat ini. Ia berharap setiap bank pelat merah itu bisa meningkatkan bisnis spesialisasinya agar bisa menjadi katalis pertumbuhan ekonomi nasional. 

Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi menyatakan pertumbuhan kredit segmen wholesale banking yang tercatat tumbuh 7,13% yoy menjadi Rp 534,2 triliun per akhir kuartal II 2021. 

Awalnya, Bank Mandiri menargetkan segmen korporasi bisa tumbuh single digit sepanjang 2021. Namun melihat pencapaian hingga paruh pertama tahun ini, ia yakin bisa tumbuh lebih tinggi lagi. 

Baca Juga: Ekonomi mitra dagang Indonesia membaik, bisnis internasional BNI ikut tumbuh per Juni

“Kami lihat korporasi terutama di sektor yang sudah mulai melakukan ekspansi sesuai rencana investasi jangka panjangnya itu membutuhkan pembiayaan dari perbankan dan ini yang kami sambut baik. Kalau melihat prospek dari nasabah-nasabah korporasi ke depan masih menunjukkan lanjutan transaksi yang sangat positif dari semester I ke semester II. Kami lihat akan terjadi pertumbuhan yang lebih tinggi dari sekitar 7,13% sudah diraih Mandiri pada semester I untuk wholesale,” ujar Darmawan secara virtual, Kamis (5/8).

Terutama untuk sektor terkait investasi yang memang mendukung kegiatan ekonomi kedepan, peran teknologi dan konektivitas yang dilanjutkan oleh proyek infrastruktur. Termasuk  juga untuk korporasi yang memiliki usaha berorientasi ekspor dengan berbagai inovasi walau sekitar perdagangan dan komoditas. 

Ia juga melihat prospek dari sektor terkait perkebunan dan perikanan laut dan status tingkatkan volume ekspornya. Perkebunan lain juga punya pasar yang sangat baik. Bank Mandiri juga akan monitor dari pengaruh global terhadap kinerja korporasi, sehingga bisa melihat korporasi yang mengalami kenaikan transaksi ke pasar global bisa dikucurkan kredit. 

“Kecukupan likuiditas akan jadi kunci utama dan itu jadi faktor positif. Karena sampai saat ini di sektor keuangan, bagaimana kita mengelola dari sisi funding dari tersedia banyak yang bisa dimanfaatkan untuk mendukung pertumbuhan kredit. Kita hitung sebagai pendukung pertumbuhan ekonomi hingga akhir 2021,” jelasnya. 

Adapun BRI ingin menyalurkan hingga 80% ke sektor UMKM dari total portofolio kredit. Direktur Utama BRI Sunarso menargetkan pertumbuhan kredit 6% hingga 7% sepanjang 2021. 

“Karena kami 80% di kredit UMKM, maka kami targetkan pertumbuhan UMKM di atas 10%. Sekarang kredit mikro untuk semester pertama 2021 sudah tumbuh 17% yoy,” paparnya. 

Direktur Utama BNI Royke Tumilaar menyatakan terjadi pertumbuhan volume transaction trade tumbuh 28,44% year on year (yoy) pada Juni 2021. 

Baca Juga: Dalam roadmap Kementerian BUMN, holding ultra mikro siap sasar pangsa pasar IKNB

Pencapain itu ditopang oleh pertumbuhan transaksi ekspor yang naik 45% yoy dan transaksi tumbuh impor 28% yoy. Padahal pada kuartal kedua 2020 lalu, transaction trade BNI terkontraksi hingga 33,77% yoy. 

“Perbaikan transaksi trade ini juga bisa naik dari remittance tumbuh 6% di juni ini yoy. Sektor transaksi ekspor tumbuh di komoditas di besi dan steel juga gas, minyak dan mineral. Impor barang modal juga tumbuh signifikan terutama barang modal besi, steel, dan kimia. Tujuan ekspor juga beragam sekarang, paling besar Hong Kong dan Taiwan,” papar Royke.

Sepanjang tahun ini, BNI telah menetapkan rencana untuk penyaluran kredit berbasis ekspor hingga 6% hingga 7%. Ia menyatakan kredit ekspor itu disalurkan kepada pelaku UMKM, segmen kecil, menengah, hingga wholesale. 

“Tapi secara overall akan tumbuh di kisaran 20% hingga 30% untuk kredit berbasis ekspor. Karena kita lihat momentum terbukanya pasar ini harus kita manfaatkan sebesar-besarnya untuk ekspor. Karena kami lihat, semangat perusahaan Indonesia untuk mengolah hilirisasi atau downstream cukup kuat, inilah yang akan juga bantu untuk tumbuh di segmen ekspor,” jelasnya. 

Bank BTN mencatatkan pertumbuhan penyaluran kredit dan pembiayaan sebesar 5,59% yoy menjadi Rp265,9 triliun. KPR Subsidi masih menjadi motor utama penggerak penyaluran kredit Bank BTN dengan kenaikan sebesar 11,17% yoy menjadi Rp126,29 triliun per kuartal II-2021.

Direktur Utama BTN Haru Koesmahargyo menargetkan kredit bisa tumbuh 7% sepanjang 2021. Strateginya, BTN akan fokus menyalurkan 90% kredit itu ke sektor perumahan.

“Dari 90% itu sebanyak 80% nya KPR. Kita bagi lagi, KPR nya banyak yang subsidi yang banyak. Kalau kredit tumbuh 7%, maka KPR subsidi bisa tumbuh lebih dari itu,” pungkasnya.

Selanjutnya: Perhatian! Batas maksimum gaji pegawai DKI Rp 4,5 juta untuk dapat subsidi upah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×