Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri perbankan syariah, termasuk Unit Usaha Syariah (UUS) telah tumbuh lebih pesat beberapa waktu terakhir. Setidaknya, pertumbuhannya lebih tinggi dibandingkan dengan industri perbankan secara keseluruhan.
Data terbaru Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat per Agustus 2024, pembiayaan perbankan syariah tumbuh 11,65% secara tahunan (YoY). Berbeda dengan perbankan konvensional yang tumbuh lebih rendah 11,4% YoY.
Sayangnya, pertumbuhan yang lebih baik itu tidak diimbangi dengan peningkatan pangsa pasar perbankan syariah. Sebab, hingga periode yang sama, pangsa pasar perbankan syariah masih di 7,33% dari total aset industri perbankan, ini bahkan menurun dari posisi akhir 2023 yang mencapai 7,44%.
Baca Juga: Dorong Inovasi, Dana Kelolaan Shariah Wealth Management Maybank Syariah Tumbuh 70%
Konsultan Ekonomi Syariah sekaligus Wakil Komisaris Utama BSI Adiwarman Azwar Karim mengungkapkan ada beberapa sebab yang mengakibatkan pangsa pasar tak cepat berkembang.
Ia melihat beberapa UUS-UUS yang besar menahan pertumbuhannya karena sudah atau hampir mencapai ketentuan spin off yang mengatakan apabila aset telah mencapai Rp 50 triliun.
“Jadi kita lihat ada perlambatan pertumbuhan di UUS-UUS yang asetnya berada di sekitaran Rp 50 triliun,” ujar Adiwarman, Kamis (3/10).
Selain itu, Adiwarman melihat adanya pilkada yang sangat berpengaruh terhadap industri BPD. Dalam hal ini, UUS-UUS yang dimiliki BPD pun akhirnya mengalami perlambatan pertumbuhan dalam rangka wait and see.
Baca Juga: Perbankan Memburu Dana Murah Lewat Bisnis Payroll
Sehingga, menurut Adiwarman, kombinasi dari kedua hal tersebut menyebabkan pangsa pasar perbankan syariah menjadi sedikit.
“Sedikit lah sebetulnya sedikit itu, sedikit tergerus. Insyaallah gampang itu, nanti kita kebut lagi,” tambahnya.
Sementara itu, Romy Buchari, Direktur Perbankan Syariah Maybank Indonesia mengungkapkan bahwa sebenarnya perbankan syariah saat ini sudah lebih baik jika dibandingkan lima tahun terakhir.
Sebab, ia melihat selama ini justru perbankan syariah terjebak di pangsa pasar yang hanya 5%.
Oleh karena, ia melihat bahwa pangsa pasar syariah di Indonesia bisa tumbuh lebih besar di beberapa tahun ke depan. Meskipun, memang harus sabar dalam meningkatkan pangsa pasar yang dimiliki.
Maybank syariah mencatat aset UUS yang dimiliki per Juni 2024 sekitar Rp 41 triliun. Angka tersebut sedikit mengalami penurunan jika dibandingkan pada periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp 43 triliun.
Hanya saja, Romy membantah bahwa bank menahan pertumbuhan aset UUS miliknya untuk menghindari kewajiban spin off. Sebab, ia melihat pertumbuhan pembiayaan di Maybank Syariah masih terus tumbuh dengan asetnya sudah mencapai 25% dari total aset Maybank Indonesia secara keseluruhan.
“Kita melihat, bagaimana supaya bisnis ini kuat dengan membangun portfolio financing yang kuat, yang menguntungkan. Karena kalau lihat dari spin-off sendiri itu, sebetulnya benefitnya apa gitu, selain secara regulasi diwajibkan,” ujar Romy, Kamis (3/10).
Baca Juga: Dorong Inovasi, Dana Kelolaan Shariah Wealth Management Maybank Syariah Tumbuh 70%
Corporate Secretary Division Head PT Bank Mega Syariah Hanie Dewita menambahkan bahwa pihaknya optimistis industri perbankan syariah akan terus menunjukkan pertumbuhan positif hingga akhir tahun. Terlebih, melihat data OJK yang menunjukkan pembiayaan perbankan syariah tumbuh dua digit.
Hingga Agustus 2024, total pembiayaan Bank Mega Syariah naik lebih dari 5% secara year to date (ytd dan total aset naik lebih dari 21% ytd. Ia bilang kinerja positif ini tidak lepas dari hasil kolaborasi Bank Mega Syariah dengan ekosistem CT Corp.
Selain itu, Hanie bilang untuk memperluas market share, Bank Mega Syariah terus berinovasi menyediakan layanan dan produk yang setara dengan bank KBMI 4. Di antaranya adalah layanan priority banking untuk nasabah prioritas dan memperkuat bisnis pembiayaan consumer seperti Syariah Card dan pembiayaan rumah.
“Salah satu kunci utamanya adalah meningkatkan loyalitas nasabah. Tanpa loyalitas, pangsa pasar yang besar belum tentu menghasilkan dampak signifikan terhadap pertumbuhan bisnis,” tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News