Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. PT Bank Muamalat Indonesia Tbk menargetkan penyaluran pembiayaan tumbuh sebesar 20%. Sedikit diatas arahan Bank Indonesia maupun Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang mengarahkan penyaluran kredit dikisaran 15%-17%.
Direktur Korporasi Bank Muamalat Luluk Mahfudah menjelaskan, pertumbuhan tersebut setara dengan Rp 48 triliun sampai dengan akhir tahun 2014. Hingga April 2014, pembiayaan Bank Muamalat mencapai Rp 43 triliun dari posisi akhir tahun 2013 sebesar Rp 41 triliun.
"Kami mengikuti arahan dari BI dan OJK, dengan pertumbuhan sekitar 20%. Sebelumnya pembiayaan rata-rata tumbuh 40% . Tapi untuk tahun ini kami sejalan dengan OJK dan BI," ujar Luluk di Jakarta, Senin (2/6).
Luluk menjelaskan, secara rata-rata Bank Muamalat menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 1 triliun setiap bulannya. Dengan strategi ini, perseroan optimistis mencapai target akhir tahun.
"Rata-rata pertumbuhan pembiayaan kami Rp 1 triliun per bulannya berdasarkan data historis tahun-tahun sebelumnya. Kecuali memang pada kuartal I, karena memang pada kuartal ini pembiayaan tidak segencar kuartal lain. Tapi memasuki April, kami kembali tumbuh Rp 1 triliun per bulan. Jadi untuk target, sebelum akhir tahun akan bisa terpenuhi," katanya.
Perseroan juga menargetkan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) sejalan dengan penyaluran pembiayaan, yaitu di level 20%. Sementara itu, untuk rasio pembiayaan terhadap simpanan atau financing deposit rasio (FDR), Bank Muamalat menjaga di bawah level 100%.
Lebih lanjut Luluk menjelaskan, berdasarkan porsinya, pembiayaan segmen korporasi mencapai 47% terhadap total pembiayaan yang dilakukan Bank Muamalat. Untuk segmentasi kredit korporasi, Bank Muamalat menyalurkannya ke beberapa sektor diantaranya manufaktur, trading dan juga infrastruktur.
"Untuk pembiayaan yang paling besar adalah untuk manufaktur dan infrastruktur," jelas Luluk.
Memasuki kuartal II-2014, Bank Muamalat tidak melakukan revisi angka target pada rencana bisnis bank (RBB). Meski begitu menurut Luluk, perseroan tetap melakukan perubahan jaringan dan relokasi. Namun menurutnya, dana yang dikeluarkan terlalu signifikan besarannya.
"Kalau target angka, sudah fix pada angka tersebut," ucap Lulu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News