kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Multifinance lesu, asuransi tertahan


Rabu, 22 Oktober 2014 / 10:23 WIB
Multifinance lesu, asuransi tertahan


Reporter: Maggie Quesada Sukiwan, Avanty Nurdiana | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Industri pembiayaan yang melambat, sedikit banyak berdampak pada pendapatan premi kendaraan bermotor perusahaan asuransi. Salah satunya adalah PT Asuransi Sinar Mas (ASM).

Direktur ASM Aryanto Alimin bilang, perlambatan bisnis multifinance memang membuat penurunan pendapatan premi. "Ada penurunan, yang sumber bisnisnya multifinance atau leasing," kata Aryanto, kemarin.

Apesnya, ASM tidak dapat menaikkan atau menurunkan premi yang sudah dipatok Otoritas Jasa Keuangan. Sebenarnya, penetapan tarif premi ini juga menguntungkan perusahaan asuransi. Dumasi MM Samosir, Direktur ASM sebelumnya mengatakan, penetapan tarif premi ini menyebabkan hasil underwriting Sinar Mas meningkat.

Toh begitu, total premi bruto asuransi kendaraan bermotor ASM tetap tumbuh. Bahkan kontribusi asuransi kendaraan meningkat. Tahun lalu, porsi asuransi kendaraan bermotor ASM sebesar 25,67%.

Nah, pada kuartal ketiga tahun ini, kontribusi asuransi kendaraan yang terdiri dari asuransi mobil dan motor naik menjadi 26,49%. Total premi bruto asuransi kendaraan ASM mencapai Rp 969,63 miliar di akhir kuartal ketiga.

Penjualan kendaraan

Kondisi berbeda terjadi pada PT Asuransi Adira Dinamika alias Adira Insurance. Perolehan premi Adira Insurance hingga September 2014  bahkan sudah mencapai 90% dari sepanjang tahun ini. Adira Insurance mengantongi premi Rp 1,8 triliun hingga akhir September 2014.

Indra Baruna, CEO Adira Insurance mengatakan, kontribusi premi terbesar berasal dari asuransi kendaraan bermotor yakni sebesar 60% setara dengan Rp 1,08 triliun. Sedangkan sisanya berasal dari premi non kendaraan bermotor sekitar Rp 720 miliar.

Komposisi kontribusi premi ini sedikit berbeda dari tahun lalu. Sebelumnya, premi asuransi kendaraan memegang porsi 65% dan non kendaraan 35%. "Ini karena porsi asuransi kesehatan kami meningkat," kata Indra, Kamis (16/10).

Manager Communication & Event PT Asuransi Astra Buana, L Iwan Pranoto mengatakan, pendapatan premi asuransi kendaraan bermotor umumnya sejalan dengan pertumbuhan penjualan unit kendaraan yang salah satunya melalui multifinance.

Namun, Iwan menambahkan, total premi juga dipengaruhi oleh harga pasar kendaraan yang menjadi dasar atas nilai pertanggungan asuransi. "Selain harga pasarnya, juga dipengaruhi oleh tingkat renewal," jelasnya.

Iwan menilai, pertumbuhan penjualan kendaraan bermotor akan stagnan. Hal ini tentu akan berpengaruh banyak terhadap pendapatan premi Asuransi Astra Buana. "Portfolio kami sekarang, dua pertiga masih dari asuransi kendaraan bermotor," kata Iwan.

Untuk menyiasati potensi penurunan, Astra menebar strategi inovasi pelayanan asuransi. Misalnya, Garda Center yang menyediakan fasilitas klaim bagi para nasabah di pusat-pusat perbelanjaan, Garda Siaga Emergency Medical Assitance, hingga penyempurnaan Garda Siaga Emergency Roadside Assistance.

Sedangkan, ASM fokus pada peningkatan penjualan dan pelayanan kepada seluruh nasabah. Aryanto berujar, pihaknya akan terus meningkatkan aktivitas penjualan asuransi kendaraan bermotor melalui sumber bisnis lain, baik secara ritel, langsung kepada individu dan perusahaan, maupun keagenan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×