Reporter: Nina Dwiantika |
JAKARTA. Bisnis wealth management memang menjanjikan. Dana kelolaannya selalu berhasil tumbuh di atas 20% per tahun. Jumlah orang super kaya yang belum tersentuh layanan perbankan ini juga masih besar.
Namun demikian, bukan berarti kualitas pengelolaan dana lebih maju dari sebelumnya. Sejauh ini, nasabah kita masih konservatif dalam memilih produk investasi. Pilihannya hanya berkutat di deposito, obligasi ritel, sukuk dan reksadana. Mereka kurang meminati produk yang agresif seperti saham.
Menurut Noviana C. Purnamasari, VP Emerald & Affluent Segment PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI), ini disebabkan sebagian besar nasabah berusia 50 tahun ke atas. "Mereka lebih bermain aman dalam mengelola aset," kata Noviana, seusai peresmian BNI Emerald di pusat perbelanjaan FX Lifestyle, Jakarta, Rabu (23/11). Sikap hati-hati mereka ini makin menjadi-jadi saat ketidakpastian menyelimuti perekonomian global.
Saat ini dana kelolaan BNI Emerald sebagian besar ditempatkan di deposito, yakni sebesar 60%. Sedangkan reksadana, ORI, obligasi dan sukuk sekitar 30% lebih. "Porsi produk agresif tidak lebih dari 10%," katanya.
Hingga November, jumlah nasabah kaya BNI mencapai 11.000 orang dengan dana kelolaan Rp 32 triliun. "Sampai akhir tahun bertambah 5% baik nasabah maupun kelolaan," ucap Direktur Konsumer dan Ritel BNI Darmadi Sutanto. BNI Emerald mewajibkan nasabah memiliki simpanan minimal Rp 500 juta.
Sikap hati-hati juga ditunjukkan nasabah kaya PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. Widodo Januarso, General Manager of Funding and Services Division BRI menuturkan, hampir 80% nasabah kaya BRI memilih produk konservatif, terutama deposito. Mereka belum banyak mengenal produk investasi. "Ke depan kami akan mengembangkan produk investasi,” katanya.
Saat ini jumlah nasabah kaya BRI sebanyak 7.500 dengan dana kelolaan sebesar Rp 11 triliun per November 2011. Widodo optimistis, akhir tahun dana kelolaan bertambah Rp 1 triliun lagi dan nasabah bertambah 8.000 orang.
Dalam membesarkan bisnis ini, BRI menggelar roadshow dan menambah outlet wealth management di sejumlah kota besar. Bulan depan, BRI akan membuka dua unit baru sehingga total mengoperasikan 13 kantor.
Menurut Widodo, wealth management masih akan berkembang pesat meskipun resesi global menghantui. Ia meyakini, seburuk apa pun situasi, nasabah kelas kakap akan menempatkan likuiditasnya di bank dalam negeri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News