kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Nasabah klaim dananya di unitlink AIA Provisa Platinum menyusut, ini tanggapan AIA


Senin, 04 November 2019 / 21:24 WIB
Nasabah klaim dananya di unitlink AIA Provisa Platinum menyusut, ini tanggapan AIA
ILUSTRASI. Suasana pelayanan nasabah di salah satu perusahaan asuransi jiwa di Jakarta, Selasa (1/10). Seorang pemagang polis AIA Provisa Platimum mengaku dananya menyusut terpotong biaya-biaya yang tidak disampaikan tenaga pemasar./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/01


Reporter: Ferrika Sari | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Djatmiko Wardoyo, seorang pemegang polis produk unitlink AIA Provisa Platimum kecewa berat karena bunga investasi yang dijanjikan akan meningkat setiap tahun kini cuma angan-angan. Sampai waktu jatuh tempo, nilai investasi Djatmiko bernilai ratusan juta justru menyusut karena terpotong biaya-biaya terkait produk yang sebelumnya tidak disampaikan tenaga pemasar AIA.

Terkait hal ini, PT AIA FINANCIAL (AIA) memberikan tanggapan. Chief Marketing Officer AIA Lim Chet Ming menegaskan, bahwa penjualan produk unitlink tersebut sudah sesuai dengan aturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Baca Juga: Adira Insurance tawarkan perluasan asuransi bencana di semua lini produk

“Saya pikir, ini kembali pada proses penjualan. Produk kami sudah mengikuti peraturan OJK baik dari segi komplementasi serta pengecekan ke nasabah. Dari segi penjualan, ada tipe-tipe bagaimana cara menjual produk ini,” kata Lim di Jakarta, pekan lalu.

Menurutnya, penentuan investasi produk unit link kembali lagi pada pilihan portofolio investasi dari pemegang polis. Dengan begitu, bunga investasi yang didapat juga dari instrumen investasi yang dipilih.

Asal tahu saja, akhir Oktober 2019 lalu, Djatmiko mengirim surat pembaca ke Kontan.co.id. Asal mulanya, pada Juni 2019, ia ditawari produk AIA Provisa Platimum Max ketika mendatangi BCA Cabang Inti Fauzi Warung Buncit, Jakarta.

Tenaga pemasar AIA menjelaskan produk ini punya bunga investasi lebih tinggi dibandingkan bunga tabungan bahkan bunga deposito di bank sekitar belasan persen per tahun.

“Tenaga pemasar menunjukkan grafik investasi keuntungan investasi selama 7 tahun (minimal kontrak). Bila membeli produk ini dengan premi Rp 100 juta per tahun, dan asumsi tingkat investasi 5% dan 15%, maka estimasi nilai polis tahun ke-7 terendah Rp 797 juta dan tertinggi Rp 1,2 miliar,” jelas Djatmiko.

Baca Juga: Mau beli produk unitlink? Perhatikan dulu sejumlah hal ini

Sayangnya, dari awal ia mengaku tidak dijelaskan sama sekali biaya apa saja yang ditanggung dari produk ini serta perhitungan hasil akhir investasi setelah dipotong biaya tersebut. Padahal ia membelinya dengan premi tahunan senilai Rp 100 juta.

Saat jatuh tempo tahun ke-8, Juni 2019, barulah perhitungan terkuak. Pihak AIA menginformasikan nilai akhir investasi unit link tersebut Rp 640 juta. Ia merasa keberatan dengan perhitungan itu dan meminta pembekuan dana investasi tersebut.

Pada Agustus 2019, AIA dan BCA mengajak bertemu dan menekankan bahwa keberatannya ditolak. Ajaibnya, dana investasi pada Juni 2019 masih sebesar Rp 640 juta, pada Agustus 2019 menyusut menjadi Rp 620 juta.

“Pihak AIA bilang untuk menghentikan investasi unitlink ini nasabah harus mengisi formulir pembatalan atau penghentian polis yang tidak diinfokan sebelumnya,” tambahnya.

Pihak AIA dan BCA mengajak bertemu 12 September 2019, hanya untuk menjelaskan potongan biaya terkait produk ini, yang tidak pernah disampaikan sebelumnya. Penjelasan AIA, mengklaim bahwa ia sudah untung karena dari total setoran Rp 700 juta selama 7 tahun setelah terpotong biaya-biaya yang diinvestasikan hanya Rp 550 juta. Artinya kalau nilanya menjadi Rp 617 juta justru untung.

Baca Juga: Sompo Insurance gandeng Axinan luncurkan asuransi untuk ponsel

Masalahnya, dalam perhitungan awal membeli produk ini, yang ditunjukkan hanya simulasi estimasi nilai akun pada akhir tahun polis (tahun ke-8) dengan asumsi tingkat investasi 5% dan 15% yaitu terendah Rp 797,19 juta dan tertinggi Rp 1,20 miliar tanpa informasi apapun mengenai biaya-biaya. Padahal dikatakan kenaikan nilai investasinya sebesar 12% dan ternyata dananya justru menyusut Rp 83 juta.

Kemudian, karena diminta tolong salah satu Kepala Cabang BCA untuk mencapai target sales unitlink AIA di cabangnya, pada 2014 ia juga membeli satu lagi produk ini dengan premi Rp 50 juta per tahun. Jadilah dia punya produk unitlink AIA Profisa Platinum Max dan keduanya telah ditutup Oktober 2019.

“Total kerugian yang saya alami Rp 126,2 juta (premi Rp 100 juta x 7 tahun hanya dibayar Rp 614,5 juta dan premi Rp 50 juta x 5 tahun hanya dibayar Rp 209,2 juta). Terus terang, saya sih kapok!,” keluhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×