kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.526.000   -2.000   -0,13%
  • USD/IDR 16.240   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.037   -29,18   -0,41%
  • KOMPAS100 1.050   -5,14   -0,49%
  • LQ45 825   -5,35   -0,64%
  • ISSI 214   -0,85   -0,40%
  • IDX30 423   -1,15   -0,27%
  • IDXHIDIV20 514   0,87   0,17%
  • IDX80 120   -0,69   -0,57%
  • IDXV30 125   1,36   1,09%
  • IDXQ30 142   0,26   0,18%

Nasib Restrukturisasi Kredit Terdampak Covid-19, Ini Penjelasan OJK


Minggu, 09 Januari 2022 / 21:07 WIB
Nasib Restrukturisasi Kredit Terdampak Covid-19, Ini Penjelasan OJK
ILUSTRASI. Pelayanan nasabah di kantor cabang Bank BRI, BSD, Tangerang Selatan, Jumat (8/1).


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Yudho Winarto

“Dari jumlah itui 15% diantaranya merupakan portfolio kredit mikro, kredit usaha rakyat, dan kredit UKM, atau mencapai Rp 22 triliun pada 236.000 debitur UMKM,” ujar Rudi kepada Kontan.co.id.

Ia memproykesi tren restrukturisasi tahun ini tidak akan lebih besar dari sebelumnya seiring pemulihan ekonomi. Sebab, bank telah melakukan upaya upaya restrukturisasi kepada debitur terdampak Covid-19 pada 2020 dan 2021.

Loan at risk (LaR) termasuk debitur terdampak covid-19 di bank Mandiri per November 2021 sebesar 20,53%. Membaik jika dibandingkan dengan posisi Oktober 2021. Sedangkan porsi NPL yang berasal dari portfolio restru Covid mencapai 2,4%,” jelasnya.

Guna menjaga kualitas kredit, Bank Mandiri terus memantau secara intensif untuk debitur ex restrukturisasi covid-19. Sehingga dapat dilakukan upaya penyelamatan dengan lebih dini.

 Dari sisi pertumbuhan bisnis, Bank Mandiri akan fokus menyalurkan kredit ke sektor ekonomi yang prospektif dan memiliki speed recovery yang baik terhadap dampak Covid-19.

Baca Juga: Resmi! Semua Pinjol yang Terdaftar di OJK Sudah Kantongi Status Berizin

“Selain itu, sebagai antisipasi perburukan lebih lanjut, bank juga telah melakukan pembentukan CKPN yang memadai khususnya pada debitur terdampak Covid-19,” katanya.

Aestika Oryza Gunarto, Sekretaris Perusahaan Bank BRI menyatakan outstanding kredit restrukturisasi tercatat sebesar Rp 159,78 triliun. Angka ini telah menurun sebesar Rp 83,33 triliun dibandingkan dengan akumulasi restruk BRI sebesar Rp 243,08 triliun.

Adapun LAR BRI tercatat 24,29% dari outstanding per November 2021. Ia mengklaim dari LAR tersebut yang merupakan NPL relatif kecil, di kisaran 3%.

Guna menjaga kredit restrukturisasi agar kualitas kredit tidak menurun dan tidak menjadi NPL, BRI secara intens melakukan monitoring, baik secara onsite maupun offsite. Juga elakukan stress test secara berkala serta menerapkan early warning sign apabila terjadi pemburukan.

“BRI memproyeksikan tren restruk tahun depan akan terus melandai seiring pemulihan ekonomi nasional,” katanya Kontan.co.id.



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×