Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Margin bunga bersih atau net interest margin (NIM) perbankan tanah air sempat menjadi sorotan karena dinilai cukup tinggi. Meski demikian, NIM perbankan tak terlalu banyak berubah bahkan semakin tinggi.
Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat NIM perbankan di September 2023 berada di level 4,85%. Angka tersebut naik dari periode yang sama tahun lalu di level 4,77%.
Posisi tersebut juga masih lebih tinggi jika dibandingkan posisi akhir tahun lalu yang berada di level 4,71%. Hanya saja, NIM per September 2023 menurun tipis dari bulan sebelumnya di level 4,87%.
Baca Juga: Tren Suku Bunga Tinggi, Cost of Fund BNI Naik pada September 2023
Sejatinya, OJK tengah menyiapkan aturan berupa transparansi suku bunga yang diharapkan bisa mengendalikan NIM perbankan.
Sayangnya, rancangan aturan yang sudah diamanatkan UU P2SK ini tak kunjung keluar.
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK dalam proses penyempurnaan dan sekarang masih dalam proses rules making rules. Ia memastikan akan segera meminta pendapat dari pihak-pihak terkait dan meminta tanggapan tertulis.
“Nantinya OJK akan mengkonsultasikan hal tersebut kepada DPR,” ujar Dian
Dian menjelaskan prinsip-prinsip yang akan diatur dari regulasi transparansi suku bunga, antara lain komponen dasar pembentuk suku bunga dan aspek transparansi ke masyarakat terkait suku bunga dasar kredit.
Di sisi lain, Dian juga berharap bank bisa mengendalikan NIM-nya dengan cara mendorong digitalisasi. Tujuannya untuk memperluas jangkauan layanannya agar suku bunga kredit menjadi kompetitif melalui mekanisme pasar.
Salah satu bank yang mencatat kenaikan NIM hingga periode September 2023 adalah PT Bank Central Asia Tbk (BBCA). Bank tersebut mencatat NIM berada di level 5,5% dari posisi sama tahun lalu yang berada di level 5,1%.
EVP Corporate Communication & Social Responsibility BCA Hera F. Haryn mengungkapkan angka tersebut sudah mulai turun tipis dari paruh pertama tahun ini. Ini sejalan dengan sedikit lebih tingginya cost of fund di triwulan ketiga 2023.
Hera bilang NIM BCA saat ini sejalan dengan peningkatan volume kredit yang sudah disalurkan pada periode tersebut.
“Komposisi aktiva produktif BCA bergeser ke portofolio kredit yang memberikan imbal hasil lebih tinggi,” ujar Hera.
Ia pun menegaskan bahwa NIM hanya salah satu komponen dari profitabilitas. Di mana, masih ada komponen lainnya seperti pendapatan non bunga, biaya operasional, dan biaya provisi kredit.
Baca Juga: Bank-Bank Besar Kompak Catat Pertumbuhan Laba di Kuartal III-2023
“Melihat profitabilitas sektor perbankan perlu melihat secara keseluruhan,” ujarnya.
Sementara itu, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) mencatat adanya penurunan NIM di periode tersebut. NIM bank yang berfokus pada segmen UMKM ini berada di level 8,05% dari periode sama tahun lalu di level 8,21%.
Hanya saja, capaian NIM BRI tersebut masih di atas kisaran target mereka hingga akhir tahun. Di mana, bank tersebut menargetkan NIM hingga akhir tahun di level 7,7% hingga 7,9%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News