Reporter: Lydia Tesaloni | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Tren kenaikan kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) pada kredit pemilikan rumah (KPR) juga dirasakan PT Bank Central Asia Tbk (BCA). Kendati begitu, bank masih optimistis mampu menjaga level NPL di bawah rerata industri.
Mengacu data Bank Indonesia (BI), NPL KPR perbankan per September 2025 naik menjadi 3,31%, dari sebelumnya 2,64% pada September 2024.
Sejalan dengan kondisi tersebut, Executive Vice President (EVP) Consumer Loan BCA, Welly Yandoko, mengaku NPL KPR BCA turut meningkat menjadi 1,79% per September 2025, atau naik 20 basis poin (bps) dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Baca Juga: Permintaan Meningkat, Transaksi Valas BCA Melonjak Jelang Libur Nataru
“Salah satu faktor penyebabnya adalah kondisi ekonomi yang masih belum stabil serta dampak dari banyaknya PHK tahun ini. Situasi tersebut memengaruhi kemampuan debitur membayar angsuran kredit,” ujar Welly kepada Kontan, Kamis (27/11/2025).
Meski mengalami kenaikan, level NPL KPR BCA masih berada jauh di bawah rata-rata industri. Welly menegaskan BCA tetap menerapkan prinsip kehati-hatian dalam menyalurkan kredit.
Ia menjelaskan, perseroan melakukan analisis mendetail terhadap calon debitur, memperkuat proses Know Your Customer (KYC), serta menelaah nilai dan lokasi properti untuk memastikan jaminan mampu meng-cover kredit yang dikucurkan. BCA juga melakukan pemantauan ketat terhadap kredit bermasalah maupun kredit yang menunjukkan tanda-tanda potensi gagal bayar.
“Kami segera mengambil tindakan yang diperlukan untuk menjaga kualitas kredit tetap sehat,” ucapnya.
Pertumbuhan KPR Tetap Terjaga
Di sisi lain, pertumbuhan portofolio KPR BCA masih positif. EVP Corporate Communication & Social Responsibility BCA, Hera F. Haryn, menyampaikan bahwa KPR BCA per September 2025 tumbuh 6,4% secara tahunan (year-on-year/YoY) menjadi Rp 138,8 triliun. Kenaikan ini menopang portofolio kredit konsumer BCA yang naik 3,3% YoY menjadi Rp 223,6 triliun.
“Ditopang likuiditas yang memadai, tren pertumbuhan kredit BCA masih terjaga,” kata Hera.
Untuk mendorong penyaluran KPR, BCA menyediakan beragam skema kombinasi suku bunga guna memberi fleksibilitas bagi nasabah. Inovasi ini disebutnya menjadi strategi menjaga daya beli sekaligus mendukung kebutuhan jangka panjang nasabah.
BCA juga memperkuat proses credit scoring dan monitoring guna mengantisipasi potensi kenaikan NPL.
“NPL KPR BCA hingga kini masih terjaga di level rendah dan terkendali,” tegas Hera.
BCA menargetkan NPL KPR tetap berada di bawah industri hingga akhir tahun, sejalan dengan disiplin manajemen risiko yang diterapkan.
Adapun untuk keseluruhan kredit, BCA membidik pertumbuhan 6%–8% hingga akhir 2025.
Selanjutnya: Harga Minyak Brent Stagnan Jumat (28/11) Pagi: Fokus Rusia-Ukraina & OPEC+
Menarik Dibaca: Jangan Panik! Simak 6 Tips dari KAI saat Barang Tertinggal di Kereta atau Stasiun
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













