Reporter: Wahyu Satriani | Editor: Edy Can
JAKARTA. PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP) menargetkan pengucuran kredit pemilikan mobil tahun ini mencapai Rp 2 triliun. Untuk mencapai target tersebut, OCBC NISP akan bekerjasama dengan perusahaan pembiayaan.
OCBC NISP sudah bekerjasama pembiayaan dengan PT BII Finance Center. Total kerjasama pembiayaan itu sebesar Rp 1 triliun dengan tenor sekitar 2-3 tahun.
Selain itu, OCBC NISP juga akan bekerjasama dengan perusahaan multifinance lainnya. "Pada semester 1 tahun 2011, KPM baru mencapai sekitar dibawah Rp 500 miliar. Jumlah tersebut ingin ditambah Rp 2 triliun lagi," tutur Managing Director OCBC NISP Rudy N. Hamdani, Senin (25/7).
Rudy bilang, potensi kredit pemilikan mobil (KPM) masih besar seiring dengan tren positif perekonomian Indonesia dan semakin cerahnya prospek bisnis otomotif. Selain itu, menurutnya, angka penjualan mobil nasional per tahun baru tercatat sekitar 800.000 sedangkan total jumlah penduduk Indonesia mencapai 450 juta.
Ini artinya, masih banyak potensi pasar yang belum tergarap. "Saya rasa demand-nya masih banyak. Meski ada kekhawatiran bisa terjadi bubble, namun kalau down payment-nya rendah, dan risikonya terkontrol, kami rasa Indonesia potensialnya masih ada," tuturnya.
Selain kerjasama joint financing dengan perusahaan multifinance, OCBC NISP juga berencana untuk mengakusisi perusahaan multifinance guna memperbesar porsi KPM. Namun, Rudy belum dapat memastikan kapan rencana tersebut akan direalisasikan.
"Kami lihat bagaimana kemungkinan yang bisa kami jalani untuk memperbesar pangsa pasar kami, salah satunya adalah melihat akuisisi. Ada potensialnya tentu kami lihat, tetapi belum tahu apakah tahun ini atau nanti," ujarnya.
Hingga semester 1 tahun 2011 ini, bank yang berdiri di Bandung tersebut mencatat total kredit konsumer sekitar Rp 8,7 triliun. Dari jumlah tersebut, sebagian besarnya merupakan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) sekitar Rp 8,2 triliun dan KPM hanya sekitar Rp 500 miliar. "Kredit konsumer tersebut sekitar 25%-30% dari total porfolio kredit kami yang sebesar Rp 25 triliun," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News