kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

OJK dorong konsolidasi perbankan di tengah kompeksnya dinamika pandemi


Kamis, 04 Maret 2021 / 15:29 WIB
OJK dorong konsolidasi perbankan di tengah kompeksnya dinamika pandemi
ILUSTRASI. Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Heru Kristiyana


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mendorong agar perbankan di Indonesia melakukan konsolidasi di tengah gempuran pandemi. Sebab telah terjadi perubahan ekosistem sektor keuangan yang didorong digitalisasi sehingga menimbulkan disrupsi dan isu ekonomi dan kesehatan.

Hal itu telah memicu volatility (volatilitas), uncertainty (ketidakpastian), complexity (kompleksitas), dan ambiguity (ambiguitas) atau VUCA. 

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Heru Kristiyana menyatakan hal itu telah mendorong perubahan kebiasaan para nasabah perbankan di Indonesia. 

“Konsolidasi bisa mengatasi dinamika tantangan tadi, bagi bank yang belum bisa bersaing berbagai dinamika dan tantangan global, maka konsolidasi menjadi pilihan yang harus dilakukan,” ujar Heru pada diskusi virtual, Kamis (4/3).

Baca Juga: OJK sebut tidak ada lagi bank BUKU 1 bermodal inti di bawah Rp 1 triliun

Ia menyatakan dengan konsolidasi maka perbankan akan memiliki modal yang besar. Sehingga pertahanan dan daya saing bank ikut lebih baik. 

“Bisnis proses dan infrastruktur lebih memadai. Selain itu, layanan juga bagus, produk banyak dan variasi, jadi suatu keniscayaan yang harus dilakukan,” papar Heru. 

Oleh sebab itu, regulator mengingatkan peran pemilik bank sangat penting bila berkaitan dengan solvabilitas. Terutama, komitmen dan kemampuan untuk menanamkan modal. Apalagi bank merupakan industri padat modal.

Ia menyatakan peran pemilik bagi perbankan haruslah memiliki komitmen terhadap pengembangan bank yang sehat. Memiliki kemampuan keuangan yang dapat mendukung perkembangan bisnis bank. Juga memiliki komitmen untuk melakukan upaya-upaya yang diperlukan bank dalam menghadapi kesulitan keuangan seperti likuiditas dan solvabilitas. 

“Sebab modal bank bisa digunakan untuk ekspansi usaha, penyediaan infrastruktur, bantaran untuk menyerap risiko atau kerugian tidak terduga. Juga sebagai jaring pengaman dalam kondisi krisis,” jelasnya. 

Selanjutnya: Kredit melambat, pendapatan bunga perbankan tergerus di tahun lalu

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×