Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) hari ini memanggil 16 bank besar berkategori Domestic Systemically Important Banks (D-SIB)untuk membahas perekonomian terkini. Muliaman D. Hadad, Ketua Dewan Komisioner OJK, mengatakan pertemuan itu membahas tentang kesiapan bank menghadapi gejolak perekonomian seperti pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS).
"Kami meminta kepada bank agar terus mengantisipasi gejolak ini," kata Muliaman, Jumat (12/3). Berdasarkan pantauan KONTAN, bank-bank yang hadir dalam pertemuan tersebut adalah kelompok bank besar, seperti Bank Mandiri, Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Central Asia (BCA), Bank Negara Indonesia (BNI), Bank CIMB Niaga, Bank Permata, Bank Danamon, Bank Internasional Indonesia (BII), Bank DKI Jakarta, dan Bank Tabungan Negara (BTN).
Gatot M.Suwondo, Direktur Utama Bank Negara Indonesia (BNI), mengaku, salah satu pembahasan dalam pertemuan itu adalah agar bank-bank mengantisipasi kebutuhan likuiditas dalam rupiah maupun dollar karena gejolak perekonomian masih akan terus berjalan. "Sejauh ini, likuiditas rupiah dan valuta asing (valas) BNI masih cukup," ucapnya.
Roy A. Arfandy, Direktur Utama Bank Permata, menuturkan, himbauan lainnya adalah selektif dalam menyalurkan kredit bermata uang asing, karena pelemahan nilai tukar akan sangat berpengaruh pada pelaku usaha. Misalnya, jika ingin memberikan kredit valas maka perlu memastikan pendapatan debitur itu adalah valas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News