kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Oktober, asuransi mikro bersama sudah dipasarkan


Minggu, 14 September 2014 / 13:50 WIB
Oktober, asuransi mikro bersama sudah dipasarkan
ILUSTRASI. Menteri Kesehatan (Menkes) Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin menjawab pertanyaan pembawa acara Podcast Antara Rully Yuliardi di Gedung Adhyatma Kementerian Kesehatan, ANTARA FOTO/Fauzan/YU


Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) akhirnya  merampungkan tiga produk asuransi mikro bersama. Direktur Eksekutif AAUI, Julian Noor mengatakan AAUI sudah mengirimkan tiga produk bersama tersebut ke OJK untuk dilakukan penilaian terhadap produk tersebut. 

Izin dari tiga produk asuransi mikro bersama ini baru diajukkan kepada OJK pada pekan lalu. Julian berharap September ini OJK sudah bisa menetapkan izin tiga produk tersebut sehingga Oktober nanti para pelaku asuransi umum sudah bisa memasarkan tiga produk tersebut. 

"Dan kalau disetujui maka otomatis setiap anggota AAUI bisa menjual produk tersebut. Hanya mereka tinggal melaporkan kepada OJK bahwa mereka akan menjual itu karena prinsipnya perizinannya disatukan,"ujar Julian.  

Produk asuransi mikro ini sendiri membutuhkan waktu yang cukup panjang sebelum akhirnya bisa diajukan kepada OJK. Menurut Julian,tidak mudah untuk merumuskan produk asuranasi mikro bersama. 
Pertama, sulitnya melakukan kordinasi mengenai keuntungan menjual asuransi mikro kepada perusahaan yang akan menanggungnya. Kedua, masing-masing perusahaan punya kebijakan sendiri terhadap produk, terhadap tarif, terhadap jalur distribusi, dimana perusahaan yang satu dengan perusahaan lain punya perbedaan. 

"Jadi dibutuhkan kordinasi di internal kami. Terutama untuk  perusahaan yang  tidak punya data ke asuransi mikro atau tidak punya perangkat ke asuransi mikro, mereka lebih cenderung mengatakan asosiasi yang membuat, mereka akan men-benchmark ke sana,"kata Julian.  

Tiga produk asuransi mikro bersama tersebut terdiri dari asuransi personal accident, asuransi rumah, dan asuransi usaha kecil. Asuransi rumah akan melindungi nasabah dari resiko kebakaran hingga terjadinya bencana alam. Asuransi usaha kecil juga melindungi resiko yang sama dengan asurnasi rumah.

"Asuransi usaha kecil ini untuk tempat usaha seperti kios-kios kecil di pasar. Intinya kami ingin menjamin keberlangsungan usaha mereka,"ujar Julian.  

Tiga produk ini nantinya akan disalurkan melalui jalur distibusi masing-masing perusahaan. Selain itu, produk ini juga rencananya akan disalurkan dengan menggandeng patner bisnis terutama perusahaan keuangan yang mempunyai daerah distibusi di daerah pinggiran kota atau pedesaan seperti pegadaian atau PNM. Jalur distribusi lainnya melalui minimarket atau PT POS.

"Karena hambatan di mikro bagaimana mencari jalur distribusi yang ekonomis artinya jangan sampai jalur distribusinya lebih mahal dari preminya," kata Julian.

Jalur distribusi lainnya yang mau digarap untuk memasarkan asuransi mikro adalah dengan cara masuk ke suatu komunitas. Julian bilang jalur distribusi ini bisa menjadi prioritas karena World Bank sendiri menyarankan untuk menggunakan jalur distribusi tersebut dan telah memetakan komunitas-komunitas yang membutuhkan asuransi mikro.

Julian pun berharap semua perusahaan asuransi umum bisa bersama-sama memasarkan asuransi mikro tersebut. Apalagi nantinya akan ada upaya untuk melakukan penyebaran produk asuransi mikro ke daerah-daerah tertentu, sehingga asuransi mikro bisa dimiliki oleh seluruh masyarakat Indonesia. 

Selain mengeluarkan produk mikro tersebut, AAUI dan Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) juga kemungkinan besar akan mengeluarkan produk asuransi mikro bersama. Kemungkinan besar produk mikro bersama AAJI ini berupa produk asuransi personal accident. 

"Itu juga termasuk diajukan ke OJK, tapi pembicaraannya lebih banyak terkait dengan perbankan dan pegadaian.karena kecenderungannya akan menjadi produk bundling dengan perbankan," ujarnya. 

Julian bilang di perbankan sendiri saat ini sedang menggalakan kembali produk tabunganku yang tanpa biaya. Produk tabunganku ini akan dibuat lebih menarik dengan menambahkan produk asuransi dan produk keuangan yang lain yang ada di OJK.   

OJK sendiri mencatat pendapatan premi asuransi mikro sejak diluncurkan awal tahun ini hingga Juni 2014 sudah mencapai Rp 1,22 triliun dengan nasabah sebesar 5.826.806 orang. Pembayaran klaim atau manfaat sendiri hanya sebesar Rp 71,561 miliar. 

HIngga saat ini hanya ada 27 perusahaan asuransi yang ikut  memasarkan produk asuransi mikro yang terdiri dari 13 perusahaan asuransi jiwa dan 14 perusahaan asuransi umum dengan penyebaran produk asuransi mikro hanya di sekitar Pulau Jawa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×