Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Keamanan data di ranah digital saat ini kian marak dibicarakan. Beberapa yang sering kali terjadi adalah kasus penipuan siber di Indonesia, phishing yang mengatasnamakan sebuah institusi dan masih banyak lagi.
Pelindungan data pribadi pun sekarang ini terus menjadi perhatian Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (Kominfo). Kominfo menyebut salah satu kunci pelindungan data pribadi ada pada subjek data atau pemilik data pribadi itu sendiri. Penyalahgunaan data sebetulnya bisa diantisipasi dengan tidak memberikan data pribadi kita kepada pihak lain secara sembarangan.
Sebagai platform pembayaran digital, OVO sangat menyadari akan adanya potensi penyalahgunaan data pribadi. Dengan berpegang teguh pada slogan #dataprivacymatter, OVO terus berupaya memastikan dan meningkatkan keamanan data pribadi pengguna, sehingga dapat meningkatkan kepercayaan pelanggan untuk tetap menggunakan OVO dalam bertransaksi.
Ruben Sumigar, Data Privacy Officer (DPO) Lead OVO mengatakan bahwa OVO selalu berupaya untuk senantiasa memperbaharui Kebijakan Privasi, agar tetap selaras dengan perkembangan teknologi dan peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam rangka menghormati hak-hak penggunanya.
Baca Juga: CIMB Niaga targetkan bisa salurkan kredit UMKM senilai Rp 50 miliar lewat Batumbu
“OVO percaya bahwa keamanan data pribadi pengguna merupakan hal yang sangat penting dan menjadi prioritas kami. Dengan multi-layered security system, data pribadi pengguna OVO dapat terjamin keamanannya sehingga kami dapat terus memberikan pelayanan terbaik, aman, dan terpercaya untuk seluruh pengguna OVO,” kata Ruben dalam siaran pers, Senin (19/10).
Ruben menjelaskan bahwa, OVO selalu berkomitmen untuk menjaga setiap data pribadi penggunanya. Setiap aplikasi OVO dilengkapi dengan fitur security code dan 2-step verification setiap kali pengguna akan masuk ke aplikasi OVO. Selain terus melakukan edukasi dan imbauan kepada pengguna untuk menjaga data pribadi, OVO telah mempersiapkan sejumlah perangkat teknis yang sifatnya berlapis untuk mencegah terjadinya kebocoran data pribadi penggunanya, yaitu Data Loss Prevention (DLP) Tools.
Di samping itu, sampai dengan saat ini OVO juga telah meningkatkan langkah-langkah pencegahan penipuan, antara lain, dengan adanya tim Information Security (InfoSec) yang memiliki fungsi untuk mencegah dan memitigasi terjadinya kebocoran data pribadi penggunanya.
"OVO juga telah melaksanakan amanah yang ditetapkan oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku dengan menempatkan setiap data pribadi penggunanya pada suatu pusat data (data centre) yang terletak di Indonesia," katanya.
Baca Juga: Izin fintech baru akan dihentikan sementara
OVO akan terus berupaya untuk memperkuat mekanisme pengamanan data pribadi penggunanya. Sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Menteri Kominfo Nomor 20 Tahun 2016 tentang Perlindungan Data Pribadi dalam Sistem Elektronik dan PBI Nomor 22/20/PBI/2020 tentang Perlindungan Konsumen BI, OVO telah memiliki Data Privacy Officer (DPO) internal tersendiri.
Ruben menyebut, e depannya, OVO DPO tengah mempersiapkan sejumlah materi edukasi yang dapat digunakan di sejumlah platform media sosial yang OVO miliki untuk meningkatkan kesadaran penggunanya akan pentingnya pelindungan terhadap data pribadi mereka.
Selanjutnya: DANA terus dorong pengguna lakukan proses KYC demi keamanan dan kenyamanan transaksi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News