kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pandemi masih menekan kinerja bank cilik pada paruh pertama 2021


Selasa, 03 Agustus 2021 / 19:52 WIB
Pandemi masih menekan kinerja bank cilik pada paruh pertama 2021
ILUSTRASI. Bank Capital indonesia?Tbk BACA


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi

Hal ini terjadi karena bank melakukan pembentukan penyisihan kerugian penurunan nilai aset produktif sebesar Rp 4,04 miliar. Disisi lain, pendapatan bukan operasional Bank Aladin ikut turun 71,11% dari Rp 67,57 miliar menjadi Rp 19,52 miliar. 

Kendati demikian, pada akhir Juni 2021, total aset Bank adalah sebesar Rp 1.206 miliar mengalami peningkatan sebesar 67% bila dibandingkan dengan akhir Desember 2020 dengan total aset Bank sebesar Rp 721 miliar. 

“Kenaikan tersebut terutama berasal dari penempatan dana hasil penawaran umum saham perdana atau Initial Public Offering (IPO) pada investasi surat berharga,” mengutip penjelasan Manajemen Bank Aladin pada keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia pada Selasa (3/8).

Baca Juga: Rights issue rampung, modal disetor Bank Permata (BNLI) naik jadi Rp 4,85 triliun

Selain itu, pada akhir Juni 2021, total liabilitas Bank adalah sebesar Rp17,69 miliar mengalami penurunan sebesar 55,73% bila dibandingkan dengan akhir Desember 2020 dengan total liabilitas Bank sebesar Rp 39,96 miliar. 

“Penurunan tersebut terutama berasal dari reversal cadangan atas biaya yang berpotensi timbul terkait early termination kontrak sewa gedung kantor dan pengadaan infrastruktur teknologi informasi dengan total sebesar Rp17,74 miliar,” tambah manajemen. 

Adapun PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI) mencatatkan laba bersih senilai Rp 22,92 miliar pada Juni 2021. Nilai itu turun 30,25% year on year (yoy) dibandingkan Juni 2020 senilai Rp 32,86 miliar. 

Hal ini tak terlepas dari naiknya beban bunga 23,61% yoy dari Rp 60,02 miliar menjadi Rp 74,19 miliar di kuartal kedua 2021. Di sisi lain, laba operasional ikut turun 29,04% yoy dari Rp 33,57 miliar menjadi Rp 23,82 miliar hingga Juni 2021. 

Padahal pendapatan bunga Allo Bank tumbuh 42,46% yoy dari Rp 89,61 miliar menjadi Rp 127,66 miliar di semester pertama 2021. Pendapatan bunga ini ditopang oleh pendapatan dari kredit yang diberikan senilai Rp 52,70 miliar, pendapatan dari efek-efek sebesar Rp 73,60 miliar, penempatan pada Bank Indonesia Rp 1,31 miliar, dan sisanya penempatan pada bank lain senilai Rp 53,06 juta.

Sedangkan total aset BBHI naik 63,23% menjadi Rp 4,22 triliun pada Juni 2021 dari posisi akhir Desember 2020 sebesar Rp 2,58 triliun. Adapun, total liabilitas juga naik 72,72% dari Desember 2020 menjadi Rp 3,87 triliun pada kuartal kedua 2021. 

Baca Juga: Meikarta gandeng Bank Nobu sediakan akad kredit drive thru

Plt Direktur Utama Allo Bank Indonesia Ari Yanuanto Asah menyatakan kenaikan total aset dan kewajiban akan memberikan dampak bagi kinerja perusahaan. Lantaran kenaikan total aset disebabkan adanya pembelian surat berharga sebesar Rp 1,83 triliun. 

“Kenaikan total kewajiban karena ada penempatan deposito sebesar Rp 750 miliar dari PT Mega Corpora sebagai pemegang saham pengendali yang nantinya dikonversi menjadi modal setelah mendapatkan persetujuan dari OJK dan peningkatan kewajiban surat berharga Repo sebesar Rp 1,22 triliun,” mengutip pernyataan Ari dalam keterbukaan informasi. 

Rasio kinerja keuangan BBHI masih terbilang terkendali pada paruh pertama 2021. Tercermin dari rasio non performing loan (NPL) terhadap total kredit bersih bank mengecil menjadi 1,17% dari posisi tahun sebelumnya sebesar 3,50%. Sedangkan Rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) tercatat naik 82,65% hingga Juni 2021 dari periode yang sama tahun 2020 sebesar 76,52%.

Selanjutnya: Per Juni 2021, kredit berstatus kolektibilitas 1 di BCA senilai Rp 80,5 triliun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×