kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.504.000   5.000   0,33%
  • USD/IDR 15.932   28,00   0,18%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Pandemi turut menyengat pembiayaan rumah multifinance


Selasa, 22 September 2020 / 19:33 WIB
Pandemi turut menyengat pembiayaan rumah multifinance
ILUSTRASI. Pembiayaan multifinance: Pelayanan calon nasabah di booth PT Chandra Sakti Utama Leasing (CSUL Finance), Jakarta, Beberapa waktu lalu. Data Bank Indonesia (BI) mencatat, kucuran multifinance hingga Agustus 2014 mencapai Rp 363,4 triliun atau naik tipis di


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi Covid-19 tak hanya menekan bisnis multifinance yang menggarap pembiayaan otomotif. Krisis kesehatan yang diikuti dengan pelemahan ekonomi juga membuat pembiayaan rumah multifinance lemah darah.

Kepala Departemen Pengawasan IKNB 2B OJK Bambang W. Budiawan dengan kondisi saat ini, jangan kan pembiayaan rumah, segmen kendaraan bermotor saja mengalami pertumbuhan negatif dibanding Juni, September, maupun Desember 2019.

“Prospek pembiayaan rumah multifinance masih sulit. Tahun depan pembalikan ekonomi diharapan pulih. Hingga saat ini pelaku multifinance yang menggarap pembiayaan perumahan tidak lebih dari 10 entitas,” ujar Bambang kepada Kontan.co.id. pada Selasa (22/9).

Ia bilang sulit menentukan jumlah pembiayaan rumah. Lantaran pembiayaan ini kerap dimasukkan ke dalam sektor pembiayaan multiguna.

Baca Juga: Sepekan PSBB Jakarta, multifinance lihat ada indikasi penurunan pembiayaan

OJK mencatatkan pembiayaan multiguna hingga Juli 2020 senilai Rp 239,71 triliun. Nilai ini turun 11,11% year on year (yoy) dibandingkan Juli 2019 sebesar Rp 239,71 triliun.

PT Chandra Utama Sakti Leasing Finance atau CSUL Finance kita tak lagi menyalurkan pembiayaan rumah kepada nasabah. Direktur Utama CSUL Finance Suwandi Wiratno mengakui memang pernah menggarap pembiayaan rumah.

“Sudah lama tidak memberikan pembiayaan perumahan. Waktu itu kita masuk ke property hanya untuk karyawan group saja,” ujar Suwandi kepada Kontan.co.id.

Ia menyatakan pembiayaan rumah biasanya memiliki tenor panjang di atas lima tahun. Hal ini lebih cocok dilakukan oleh perbankan. Lantaran bank bisa menghimpun dana masyarakat dan memiliki sumber pendanaan jangka panjang.

“Multifinance dapat pendanaan biasanya dari bank, itu kebanyakan maksimal tiga tahun, tidak ada yang sampai 10 tahun. Sedangkan pembiayaan rumah jangka panjang,” jelas Suwandi yang juga merangkap sebagai Ketua Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI).

Kendati demikian, PT BNI Multifinance berniat menggarap pembiayaan rumah. Direktur Utama BNI Multifinance Hasan Gazali Pulungan menyatakan ada celah pasar yang memberikan keuntungan untuk semua pihak baik perusahaan, pengembang, dan konsumen.

“Prospeknya masih cukup cerah, malah jika kita sebagai konsumen, it's time to buy. Beli lokasi bagus, harga terjangkau. Cara jualan dibenerin, tidak satu per satu, tapi komunitas. Misalnya dengan wabah covid-19, maka perusahaan berkepentingan menyelamatkan karyawannya dengan tidak naik angkutan umum (minimal mengurangi),” papar Hasan.

Lanjut Ia, akan menyulitkan bila karyawan suatu perusahaan banyak dan tersebar di berbagai tempat. Jika karyawannya mengumpul pada satu perumahan yang terpilih, maka perusahaan lebih mudah dengan menyediakan mobilisasi sendiri yang lebih bersih, nyaman dan menerapkan protokol penanganan Covid-19 secara baik.

Baca Juga: PPN Mobil Baru Dihapus, Saham Otomotif hingga Multifinance Bakal Ketiban Berkah

“Saya sudah diskusikan dan sudah ada permintaan pembiayaannya, saya lagi cari developer pilihan. Pembiayaan rumah ini, kami sudah ada perjanjian kerja sama (PKS) dengan SMF. Sat ini sedang menyiapkan PKS dengan Developer rekanan SMF,” kata Hasan.

Hasan menyebut pembiayaan hingga Juli 2020 mencapai Rp 428,45 miliar. Pembiayaan itu terdiri dari Operating Lease Rp 9.16 miliar, modal kerja Rp 128,04 miliar, investasi senilai Rp 249,71 miliar, dan multiguna Rp 41,52 miliar.

Adapun total penyaluran pembiayaan multifinance secara industri mencapai Rp 398,31 triliun hingga Juli 2020. Nilai ini turun 10,59% yoy dibandingkan Juli 2019 senilai Rp 445,48 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×