kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pasar uang antar bank (PUAB) mulai sepi, begini penyebabnya menurut bankir


Senin, 18 November 2019 / 06:20 WIB
Pasar uang antar bank (PUAB) mulai sepi, begini penyebabnya menurut bankir


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar Uang Antar Bank (PUAB) menjelang akhir tahun mulai sepi. Data Statistik Sistem Keuangan Indonesia (SSKI) yang dirilis Bank Indonesia (BI) mencatat rata-rata harian (RRH) volume transaksi PUAB rupiah per September 2019 seluruh tenor hanya sebesar Rp 17,95 triliun. Posisi ini merupakan yang paling rendah dibandingkan RRH volume transaksi sejak bulan Maret 2019.

Sejumlah bankir yang dihubungi Kontan.co.id, membenarkan bahwa nilai PUAB memang akan menurun menjelang akhir tahun. 

Baca Juga: BI dan OJK kerja sama tangani mengetatnya likuiditas perbankan

Direktur Kepatuhan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) Mahelan Prabantarikso menyebut hingga Oktober 2019, transaksi PUAB BTN turun dibanding bulan-bulan sebelumnya di tahun ini. Walau tak merinci, hal ini menurutnya terjadi lantaran adanya pengendalian pertumbuhan kredit BTN yang diprediksi hanya tumbuh satu digit di akhir tahun. 

"Mengingat BTN akan lebih fokus pada perbaikan kualitas kredit, transaksi PUAB BTN juga diprediksi akan menurun," katanya kepada Kontan.co.id, Minggu (17/11).

Namun, pihaknya tetap akan memastikan ketersediaan likuiditas untuk memenuhi penyaluran kredit. Salah satu upaya yang dilakukan yaitu melalui rencana pelaksanaan sekuritisasi aset di bulan November 2019 sebesar Rp 2 triliun dan penerbitan junior global bond di awal tahun 2020.

Sementara itu, Manajemen PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) melalui Divisi Tresuri BNI menjelaskan hal serupa. BNI menyebut sepanjang tahun 2019 volume PUAB BNI cenderung turun, sejalan dengan pergerakan PUAB di industri. 

Baca Juga: Transaksi repo perbankan turun di pekan lalu, ini penyebabnya

Menurut BNI, kebutuhan likuiditas jangka pendek saat ini memang sebagian besar dilakukan melalui transaksi term repo dengan BI.

Kebutuhan likuiditas sangat tergantung dari permintaan kredit dibandingkan dengan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK). Tercermin dari LDR perbankan yang per Agustus 2019 sudah menembus 94,66% tertinggi setidaknya sejak awal tahun ini. 

"Tren suku bunga Rupiah dari sudut pandang kami masih turun, cenderung dengan suku bunga. Oleh karena itu, transaksi PUAB tenor jangka pendek (ovenight) di bawah 1 bulan akan mendominasi PUAB," ujar manajemen BNI. 

Adapun, saat ini RRH volume PUAB BNI sebesar Rp 1 triliun sampai Rp 1,5 triliun.

Di sisi lain, PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim) justru mengatakan secara historis, kebutuhan likuiditas di akhir tahun untuk BPD akan meningkat. Hal serupa juga kerap terjadi di Bank Jatim. 

Baca Juga: BI pastikan kondisi pasar uang antar bank tidak ketat

Namun, Direktur Keuangan Bank Jatim Ferdian Timur Satyagraha mengungkap bahwa Bank Jatim sudah melakukan pengelolaan portofolio pada PUAB sambil mengelola portofolio surat berharga. "Apabila dibutuhkan likuiditas, dapat dijadikan underlying untuk transaksi repo, agar kondisi likuiditas tetap terjaga," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×