Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi Covid-19 telah menekan berbagai lini ekonomi nasional. Untungnya, di tengah kondisi tersebut, industri dana pensiun lembaga keuangan (DPLK) berhasil menorehkan kinerja positif.
Hal ini tercermin dari pertumbuhan aset DPLK sebesar 6% yoy menjadi Rp 117 triliun pada Juli 2021. Walau tumbuh melandai, dana pensiun tersebut masih berkontribusi terhadap kinerja industri keuangan nasional.
Ketua Umum Perkumpulan DPLK Nur Hasan memperkirakan peningkatan tersebut bisa berlanjut sampai akhir tahun. Bahkan, asosiasi memperkirakan aset industri DPLK bisa tumbuh lebih besar yakni 10%-12% secara yoy karena didukung berbagai faktor.
"Tentunya pertumbuhan peserta akan di dukung oleh beberapa faktor seperti, pertumbuhan ekonomi dan juga kesadaran dari pekerja dan perusahaan atau pemberi kerja untuk bisa memberikan cadangan kompensasi pasca kerja atau pensiun bagi karyawannya," jelasnya kepada kontan.co.id, Minggu (26/9).
Baca Juga: Jumlah Peserta Dana Pensiun Terus Bertambah
Hingga saat ini, Nur Hasan mengaku portofolio aset andalan DPLK yaitu, pasar uang dan obligasi dengan pemain DPLK yang berada di posisi teratas yaitu DPLK BUMN. "Pemain DPLK terkemuka adalah DPLK BUMN," kata Nur Hasan.
Sementara itu, bisnis Program Pensiun Iuran Pasti Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) milik PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk laris manis pada semester I tahun ini.
Posisi Realisasi Dana Kelolaan DPLK BNI per Semester I 2021 mencapai lebih dari Rp 23 triliun atau di kisaran 21% dari Total Dana DPLK sebesar kurang lebih Rp 110 Triliun. Sedangkan Portofolio DPLK BNI per Semester I 2021 tumbuh cukup baik mencapai Rp 23 triliun
Direktur Treasury dan International BNI Henry Panjaitan mengatakan, sesuai dengan rencana bisnis perusahaan, Dana Kelolaan diharapkan akan tembus di atas Rp 24 triliun hingga akhir tahun.
"Kami optimis dapat mencapai angka tersebut karena kami memiliki strategi bisnis untuk lebih fokus mengoptimalkan sinergi BNI Grup untuk memberikan solusi keuangan kepada nasabah BNI Grup," ujar Henry.
Henry menyatakan, DPLK BNI memiliki 7 Paket Investasi sesuai dengan preferensi dan risk appetite Peserta. Paket Investasi unggulan yang BNI miliki adalah Paket Investasi Simponi Moderat dengan komposisi 50% Deposito/Pasar Uang dan 50% Obligasi.
"Saat ini kami melakukan literasi pengelolaan keuangan melalui berbagai platform baik off-line ataupun on-line untuk meningkatkan pemahaman nasabah dan masyarakat tentang arti pentingnya memahami investasi dan risikonya," tambah Henry.
Ia mengaku, tantangan ke depan adalah peningkatan kualitas layanan secara End to End yang memerlukan peningkatan kapasitas dan kapabilitas sistem teknologi yang handal. Di sisi lain, persaingan di Industri Dapen juga semakin besar, namun DPLK BNI tetap optimis dapat mempertahankan posisi sebagai Market Leader dengan menjalankan strategi yang unggul.
Dalam meningkatkan kinerja di tahun ini, pihaknya tetap mengelola Dana Investasi dengan profesional, transparan dan didukung manajemen risiko yang terintegrasi. "Kami mengupayakan untuk mencapai imbal hasil yang menguntungkan bagi peserta dengan mencermati pergerakan harga aset di pasar keuangan dan sesuai dengan amanah pilihan peserta," sambungnya.
DPLK Syariah Muamalat juga mengaku, pangsa pasar bisnis DPLK saat ini masih cukup bagus. "Apalagi dengan adanya ketentuan Qanun di Aceh yang semuanya harus syariah sehingga menambah pasar DPLK Syariah Muamalat," kata kata Senior Vice President & Executive DPLK Syariah Muamalat Sulistyowati
Menurut Sulistyowati, selama semester I kemarin DPLK Syariah Muamalat masih tumbuh walau sedikit. Selain itu untuk investasi juga sudah ada pergerakan naik seiring dengan pertumbuhan ekonomi di semester I kemarin. Perusahaan memproyeksikan pertumbuhan dana kelolaan tahun ini sebesar 8%- 10%. Alasannya, ekonomi nasional belum pulih sehingga mempengaruhi kinerja perusahaan.
"Proyeksi sampai dengan akhir tahun dana meningkat sekitar 8-10% dibanding akhir tahun 2020. Hal ini kami optimis seiring dengan kelonggaran PPKM yang membuat perekonomian juga mulai bergerak naik," ujarnya.
Ia menjelaskan, portofolio andalan Muamalat hingga saat ini yaitu, Sukuk dan Reksadana pendapatan tetap. "Namun kita ketahui jika untuk DPLK penempatan investasi tergantung dari pilihan peserta," sambungnya. Menurutnya, tantangan ke depan bagi DPLK masih cukup banyak, yang paling penting adalah dalam hal sosialisasi & literasi kepada masyarakat.
Oleh karena itu, pihaknya telah menyiapkan strategi untuk meningkatkan kinerja tahun ini. Salah satunya dengan mengedepankan kualitas portfolio investasi karena pergerakan ekonomi dan investasi masih berada dalam kondisi ketidakpastian. "Kami juga melakukan diversifikasi jenis paket investasi agar return lebih optimal, dan menitikberatkan pada sukuk negara untuk penempatan sukuk," tandas Sulistyowati.
Selanjutnya: Begini strategi dana pensiun untuk penuhi likuiditas
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News