Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Dessy Rosalina
KONTAN.CO.ID - Perusahaan gadai milik pemerintah, PT Pegadaian menerbitkan surat utang senilai Rp 2,5 triliun. Penerbitan obligasi ini merupakan bagian dari penawaran umum obligasi berkelanjutan (PUB) III dengan total Rp 6 triliun.
Direktur Keuangan Pegadaian Teguh Wahyono menyebut, dana hasil penerbitan obligasi ini, sebanyak 42% akan digunakan modal kerja dan sisanya melunasi sebagian utang bank. Selama ini, mayoritas pendanaan Pegadaian masih dari perbankan dengan porsi 85%, selebihnya dari penerbitan obligasi.
Secara bertahap, Pegadaian akan memperbesar porsi pendanaan dari obligasi mendekati 40%. Untuk pinjaman perbankan, Pegadaian akan mencari tenor jangka panjang dan punya fleksibilitas yang menguntungkan bagi Pegadaian. Misalnya, saldo pinjaman bisa ditarik maupun dilunasi kapan saja.
Pegadaian menyebut, saat ini biaya pendanaan yang ditanggung masih tinggi. Untuk menurunkan, perusahaan gadai pelat merah ini berencana memperbesar porsi pendanaan dari obligasi.
Teguh menyebut, saat ini cost of fund Pegadaian mencapai 8,9%. Sebab, mayoritas pendanaan masih berasal dari pinjaman perbankan.
Nah, Pegadaian akan fokus menerbitkan obligasi dengan tenor satu tahun-tiga tahun yang rata-rata kupon di pasaran maksimal 7,5%.
Pegadaian menargetkan tahun ini cost of fund turun di kisaran 8%. Teguh yakin target ini bisa tercapai karena tren suku bunga acuan terus menurun.
Bunga nasabah turun
Pegadaian berharap dengan menekan cost of fund dapat membukukan kenaikan margin bunga. Teguh bilang, saat ini Pegadaian mengantongi net interest margin 24%. "Ada kenaikan dari posisi tahun lalu sebesar 22%," kata dia.
Dengan bunga dana yang mengecil, efek lanjutan adalah tingkat bunga ke para nasabah juga bisa menurun.
Hingga akhir 2017, Pegadaian memasang target outstanding pinjaman Rp 40,9 triliun. Per semester I-2017, outstanding pinjaman Pegadaian tercatat Rp 35,78 triliun.
Menurut Direktur Produk Pegadaian Harianto Widodo, salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja sampai paruh pertama adalah momen Lebaran. Tren bisnis di momen seperti ini memang biasanya diwarnai penurunan oustanding pinjaman seiring banyaknya nasabah yang menebus barang gadai.
Meski begitu, Harianto mengatakan, pencapaian kinerja Pegadaian sampai semester I-2017 masih sesuai dengan rencana kerja perusahaan. "Kami sejak awal memang sudah memperkirakan tren ini," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News