Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pada momen bulan Ramadan memang menjadi berkah bagi bisnis gadai. Biasanya permintaan pembiayaan dari gadai naik saat bulan puasa. PT Pegadaian (Persero) menyatakan, bisnis gadai emas masih menjadi andalan perseroan selama periode tersebut.
Ferdian Timur Satyagraha, Direktur Keuangan PT Pegadaian mengatakan, perkembangan tren bisnis gadai biasanya akan meningkat sebelum memasuki Ramadan seiring meningkatnya kebutuhan modal kerja masyarakat seperti untuk membeli barang untuk berjualan saat Ramadan.
Secara konsolidasi, perusahaan menargetkan Oustanding Loan (OSL) gadai bulan Februari mencapai Rp 48,5 triliun. Kendati demikian, realisasinya sampai dengan akhir Februari 2022, OSL gadai baru mencapai Rp 47,2 triliun atau 97% dari target bulan berjalan. Sementara hingga akhir tahun 2022, Pegadaian menargetkan OSL pada produk gadai bisa mencapai sebesar Rp 53,7 triliun untuk lini bisnis gadai.
"Perusahaan juga telah mencairkan Rp 25,8 triliun dalam 2 bulan terakhir (Januari-Februari 2022) pada lini bisnis gadai saja. Khusus lini bisnis gadai, Sampai dengan Februari 2022 sekitar 15 juta nasabah telah bertransaksi di Pegadaian. Nasabah lini bisnis gadai yang masih dalam status aktif (belum dilunasi) ada sebesar 6,4 juta nasabah per bulan Februari 2022," papar Ferdian kepada kontan.co.id, Senin (4/4).
Baca Juga: BRI Usulkan Rp 4 Triliun Dana PKBL BUMN Diberikan ke PNM, Ini Alasannya
Per bulan Januari 2022, komposisi gadai dengan tebus relatif sama yaitu 50%:50%. Sementara per Februari 2022, komposisi gadai dengan tebus membaik menjadi 52%:48% atau berhasil menekan angka pelunasan hingga -17,8% Month on Month (MoM). Pegadaian memang menginginkan komposisi gadai emas (kredit) lebih besar dari jumlah penebusan pada setiap bulannya.
Sebagai gambaran, bisnis Pegadaian secara umum terbagi menjadi 2 lini bisnis yakni bisnis gadai dan bisnis non gadai. Produk/fitur turunan dengan pencapaian terbaik adalah produk emas (cicilan LM dan Gadai Tabungan Emas) dengan capaian 158% di bulan Februari 2022. Per Februari 2022, 98,3% barang jaminan di Pegadaian didominasi oleh emas dan perhiasan.
Menurut Ferdian, walaupun produk gadai alami kenaikan jelang Ramadhan, tetapi kondisi akan berbalik ketika menjelang lebaran atau momen mendekati Hari Raya Idul Fitri, bisnis gadai menurun sejalan dengan cairnya Tunjangan Hari Raya dan keinginan masyarakat menggunakan perhiasan saat berlebaran.
"Tren penebusan gadai yang masif menjelang hari raya Idul Fitri memang tidak bisa dihindari karena menyangkut dengan budaya masyarakat untuk memakai perhiasan pada saat Lebaran, namun biasanya akan diikuti dengan tren menggadai kembali pasca lebaran," ucap Ferdian.
Baca Juga: Tumbuh 20%, Laba Bank OCBC NISP Tembus Rp 2,52 Triliun pada Tahun Lalu
Pada momen jelang Lebaran dalam 5 tahun terakhir, PT Pegadaian memang mengaku alami penurunan Oustanding Loan (OSL) pada produk gadai emas dengan rata-rata penurunan OSL sekitar 1%-2%.
"Jadi tahun 2022 kemungkinan akan mengalami penurunan kembali seperti tahun-tahun sebelumnya di kisaran 1% atau lebih baik dari tahun 2021 mengingat tahun ini perekonomian sudah mulai membaik dan Pandemi Covid-19 sudah semakin terkendali," kata Ferdian.
Pada momen Ramadan dan Lebaran tahun ini, Pegadaian menerapkan strategi pemasaran yang fokus untuk meningkatkan transaksi, sekaligus membangun loyalitas nasabah.