kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pelaksanaan BPJS Kesehatan masih amburadul


Senin, 05 Januari 2015 / 17:20 WIB
Pelaksanaan BPJS Kesehatan masih amburadul
ILUSTRASI. Durian, buah tropis dari Asia Tenggara, kini semakin populer di China.


Reporter: Agus Triyono | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Setahun berlaku, program Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan masih bermasalah. Pemerintah mencatat adanya beberapa permasalahan penting yang mewarnai program kesehatan tersebut.

Sofjan Djalil, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian mengatakan, salah satu penyimpangan mendasar yang ditemukan dalam penyelenggaraan program tersebut adalah praktik curang yang dilakukan oleh sekelompok masyarakat. Berdasarkan temuan pemerintah, ada masyarakat tertentu yang memanfaatkan program BPJS Kesehatan untuk menyembuhkan penyakit mereka saja, setelah itu mereka tidak bayar iuran lagi.

"Ada semacam moral hazard yang terjadi dan ini harus segera dibenahi," kata Sofjan di Jakarta (5/1).

Akmal Taher, Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan mengatakan, masalah lain yang juga mewarnai program BPJS Kesehatan adalah adanya salah klaim dari pihak rumah sakit. Salah klaim tersebut bahkan, menyebabkan klaim yang diajukan pihak rumah sakit lebih tinggi dari yang seharusnya.

Akmal mengatakan bahwa pihaknya belum tahu secara pasti kesalahan klaim tersebut disebabkan oleh unsur kesengajaan atau tidak. "Belum tentu sengaja, dan tahun pertama kan baru sosialisasi, tahun 2015 akan dipertegas sudah disiapkan instrumen pengawasannya, mana yang dianggap bandel klaimnya di luar kebiasaan akan ditindak, tahun 2014 cukup bagi mereka," katanya.

Timboel Siregar, Koordinator Advokasi BPJS Watch mengatakan, dari sisi pelayanan, khususnya terhadap masyarakat miskin penerima bantuan iuran (PBI) yang pengobatannya ditanggung APBN, pelayanan BPJS Kesehatan juga belum memuaskan. Permasalahan tersebut salah satunya bisa dilihat dari sikap rumah sakit yang mencari alasan untuk tidak melayani warga miskin penerima bantuan iuran.

"Alasannya macam- macam, kamar penuh tapi ketika dicek banyak yang kosong seperti kasus yang terjadi di Cengkareng kemarin, dan banyak kasus lainnya," kata Timboel dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkannya di Jakarta pekan ini.

Sementara itu Fahmi Idris, Direktur Utama BPJS Kesehatan mengakui ada banyak permasalahan yang mewarnai program BPJS Kesehatan. Oleh sebab itulah, pihaknya bertekad akan memperbaiki pelaksanaan program BPJS Kesehatan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×