Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Jalin Pembayaran Nusantara (Jalin), bagian dari holding BUMN Danareksa, menguraikan langkah-langkah strategisnya dalam menghadapi dinamika transaksi keuangan di Indonesia.
Penjelasan ini dijabarkan dalam diskusi panel Economic Outlook 2024 yang membahas sektor teknologi, diselenggarakan di Jakarta seperti dikutip dari siaran pers, Jumat (1/3).
Diskusi tersebut menghadirkan sejumlah panelis dari sektor keuangan, antara lain Dicky Kartikoyono, Kepala Departemen Sistem Pembayaran Bank Indonesia, Ario Tejo Bayu Aji sebagai Direktur Utama Jalin, Roderick Purwana selaku Managing Partner East Ventures, dan dimoderatori oleh Eddi Dansaputro, Ketua Umum AMVESINDO.
Baca Juga: Ketidakpastian Geopolitik dan Ekonomi Global Akan Berimbas Pada Bisnis Pertamina
Dalam diskusi panel tersebut, Jalin menekankan upayanya dalam menanggapi tren transaksi keuangan yang semakin beralih ke platform mobile dan digital.
Data hingga Desember 2023 menunjukkan bahwa transaksi QRIS telah mencapai Rp 225 triliun dengan total pedagang mencapai 30,41 juta, menandakan adanya pertumbuhan layanan keuangan digital di kalangan masyarakat.
Selain itu, diskusi juga mencatat penurunan jumlah transaksi di ATM seiring dengan perubahan perilaku masyarakat yang lebih memilih layanan mobile dan digital. Meskipun demikian, fungsi ATM sebagai titik penarikan uang tunai tetap relevan.
Direktur Utama Jalin, Ario Tejo Bayu Aji, melihat fenomena ini sebagai tantangan sekaligus peluang.
Baca Juga: Sejumlah Fintech P2P Lending Masih Fokus Garap Pasar di Pulau Jawa
Menurutnya, sebagai penyelenggara infrastruktur sistem pembayaran, fokus Jalin tidak hanya pada perluasan penetrasi di ranah digital, tetapi juga memperhatikan kebutuhan akan pengelolaan uang tunai yang masih diperlukan oleh sebagian besar masyarakat.
"Amanat kami dari Pemerintah adalah untuk menghubungkan masyarakat dengan ekosistem finansial dan non-finansial, sejalan dengan visi kami menjadi National Digital Highway," ungkap Ario.
Dia juga menyoroti potensi sinergi antara perusahaan penyelenggara jasa pembayaran (PJP), penyelenggara infrastruktur sistem pembayaran (PIP), dan penyelenggara jasa pengolahan uang rupiah (PJPUR) dalam memperluas akseptasi layanan keuangan digital seperti QRIS, sambil tetap memaksimalkan penggunaan uang tunai di masyarakat.
Baca Juga: Jalin sebagai Lembaga Penyedia Infrastruktur Sistem Pembayaran Terbaik di BI Awards
Lebih lanjut, Ario mengungkapkan bahwa Jalin mulai mengadopsi teknologi kecerdasan buatan (AI) secara bertahap.
"Pemanfaatan AI dan machine learning akan membantu Jalin dalam menyediakan wawasan berupa analisis prediktif kepada industri perbankan, fintech, serta Pemerintah melalui kementerian terkait, untuk mendukung pengambilan keputusan strategis dan meningkatkan efisiensi," tambahnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News