kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Peluang Ekspansi Investor Jepang di Industri Perbankan Tanah Air Masih Terbuka


Jumat, 16 Februari 2024 / 05:30 WIB
Peluang Ekspansi Investor Jepang di Industri Perbankan Tanah Air Masih Terbuka
ILUSTRASI. Investor asal Jepang menjadi yang paling agresif dalam menanamkan modalnya di industri keuangan tanah air


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Investor asal Jepang telah menjadi yang paling agresif dalam menanamkan modalnya di industri keuangan tanah air, khususnya perbankan. Tak menutup kemungkinan, konglomerasi asal Negeri Sakura ini kian menambah investasinya tahun ini.

Sebut saja, Mitsubishi UFJ Financial Group (MUFG) yang dalam beberapa tahun terakhir ini banyak berinvestasi di industri keuangan tanah air. Beberapa di antaranya adalah PT Bank Danamon Indonesia Tbk dan PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk.

Executive Officer Country Head of Indonesia MUFG Bank Ltd Kazushige Nakajima mengatakan potensi Indonesia memang cukup besar dengan menjadi negara paling strategis di Asia. Tak khayal, Nakajima bilang keuntungan pun telah dirasakan oleh MUFG sebagai pemegang saham.

Baca Juga: Dorong Pembiayaan Kendaraan Listrik, MUFG Group: Butuh Ekosistem Kuat

Sebagai contoh, Adira Finance telah mencatatkan laba senilai Rp 1,94 triliun di 2023. Sementara, Bank Danamon per November 2023 mencatat laba tahun berjalan senilai Rp 3,25 triliun.

“Dalam hal pengembalian profitabilitas ya hasilnya seperti yang dilihat di informasi publik dari kami masing-masing,” ujar Nakajima.

Ia pun menyebutkan investasi di Indonesia memiliki pasar yang lebih menggiurkan dibandingkan dengan investasi MUFG yang dilakukan di Thailand. Mengingat, MUFG sudah melakukan investasi besar di Thailand sejak 10 tahun yang lalu.

Di sisi lain, Nakajima juga menyebutkan bahwa komitmen investasi MUFG di tanah air juga ditempatkan pada Garuda Fund yang membiayai perusahaan rintisan. Tahun lalu, Danamon menempatkan dana sekitar US$ 100 juta pada Garuda Fund.

“Tapi perlu diingat, investasi tidak melulu yang menghasilkan pendapatan tapi juga pada pengembangan bisnis,” ujarnya.

Lebih lanjut, Nakajima bilang pihaknya menyambut baik atas hasil sementara pemilihan presiden yang mengisyaratkan satu putaran. Menurutnya, itu mendorong ekonomi ke arah positif.

Meski demikian, pihaknya tetap menunggu hasil resmi dari pemilihan presiden tersebut. Hingga bisa berdampak pada pengambilan keputusan atas rencana yang dilakukan perusahaan.

“Nanti setelah ada hasil resmi, baru kita akan pikirkan rencana-rencana perusahaan ke depan,” ujarnya.

Sementara itu, Direktur Bisnis PT Bank JTrust Indonesia Tbk Widjaja Hendra mengungkapkan bahwa saat ini bisnis tetap wait and see hingga hasil resmi pemilihan presiden diumumkan. Terpenting, komitmen penambahan modal dari pemegang saham tetap ada.

Seperti diketahui, Bank JTrust ada rencana mendapat tambahan modal dari pemiliknya JTrust Co. Ltd  di 2024. Dimana, tambahan modal tersebut melalui penerbitan saham baru.

Baca Juga: Soal Rencana Akuisisi Mandala Finance, Ini Kata Adira Finance

“Penambahan modal untuk memperkuat posisi Bank Jtrust di tahun ini,” ujar Widjaja.

Ia bilang untuk ekspansi kredit,  tahun ini Bank Jtrust akan cukup moderat. Harapannya kredit bisa tumbuh sekitar 20% atau penyaluran kredit sekitar Rp 5 triliun di tahun.

Adapun, fokus bisnis tetap di segmen corporate, commercial dan multifinance termasuk di consumer loan. Sementara, fokus pada industri yang masih bertumbuh di tahun lalu termasuk ke sektor industri khusus terutama di downstreamnya non minerba.

Pengamat sekaligus Direktur Segara Research Institute Piter Abdullah melihat sektor keuangan indonesia yang menawarkan suku bunga tinggi menjadi daya tarik bagi investor asing termasuk investor Jepang. 

Menurutnya, kondisi ini akan terus berlangsung selama sektor keuangan tanah air masih stabil dan terus menawarkan return yang tinggi. Namun, itu juga akan tergantung adakah peluang masuk ke industri keuangan tanah air.

“Kalau mau investasi bank kemungkinannya hanya mengakuisisi bank yang sudah ada. Ini juga peluangnya tidak banyak,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×