kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.914   16,00   0,10%
  • IDX 7.199   58,54   0,82%
  • KOMPAS100 1.106   11,37   1,04%
  • LQ45 878   11,64   1,34%
  • ISSI 221   1,06   0,48%
  • IDX30 449   6,23   1,41%
  • IDXHIDIV20 540   5,82   1,09%
  • IDX80 127   1,42   1,13%
  • IDXV30 134   0,44   0,33%
  • IDXQ30 149   1,71   1,16%

Pembayaran Paylater Kian Populer, Bisnis Paylater Multifinance Terus Tumbuh


Selasa, 10 September 2024 / 22:00 WIB
Pembayaran Paylater Kian Populer, Bisnis Paylater Multifinance Terus Tumbuh
ILUSTRASI. Konsumen menggunakan aplikasi paylater di Tangerang Selatan, Senin (27/11/2023). Bisnis paylater multifinance terus tumbuh, ini kondisi di sejumlah perusahaan.


Reporter: Nadya Zahira | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bisnis paylater multifinance makin merekah. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan piutang pembiayaan Buy Now Pay Later (BNPL) atau paylater perusahaan pembiayaan tumbuh signifikan per Juli 2024, yang mencapai sebesar Rp 7,81 triliun. 

Angka tersebut meningkat sebesar 73,55%, jika dibandingkan periode sama tahun lalu. Sedangkan untuk Non Performing Financing (NPF) Gross BNPL perusahaan pembiayaan tercatat sebesar 2,82% per Juli 2024.

Menanggapi hal ini, SVP, Marketing & Communications Kredivo, Indina Andamari menilai adanya peningkatan piutang pembiayaan BNPL tersebut menunjukkan kinerja positif dari industri Paylater yang saat ini semakin populer sebagai metode pembayaran masyarakat. 

Indina mengatakan bahwa peningkatan ini juga dirasakan oleh Kredivo, pelopor penyedia layanan Paylater yang memiliki lisensi multifinance. Tercatat, jumlah dan nilai transaksi Kredivo meningkat masing-masing hingga 58,59% (CAGR) dan 78.42% (CAGR) dalam lima tahun terakhir. 

Selain itu, dia menyebut bahwa pengguna Kredivo juga meningkat 20 kali lipat dalam kurun waktu yang sama atau kini berjumlah hampir 10 juta. 

Baca Juga: Bisnis Paylater Multifinance Makin Merekah

“Pertumbuhan ini antara lain didorong oleh tingginya kebutuhan masyarakat akan akses kredit yang mampu dijawab oleh Kredivo dengan menghadirkan layanan Paylater yang mudah, aman, fleksibel dan terjangkau,” kata dia kepada Kontan.co.id, Selasa (10/9). 

Tak hanya itu, faktor lain yang membuat piutang pembiayaan BNPL naik Indina bilang, karena popularitas Paylater juga kini bukan hanya identik sebagai metode pembayaran di platform e-commerce, namun juga sebagai metode pembayaran di sektor belanja offline yang meningkat tajam. 

Dia melaporkan bahwa data Perilaku Pengguna Paylater Indonesia 2024 dari Kredivo dan Katadata Insight Center (KIC) menunjukkan transaksi offline berkontribusi sebesar 27,7% terhadap total transaksi Paylater atau mengalami kenaikan hingga 169% sepanjang 2023. 

Bahkan, Paylater tetap menjadi kredit pertama bagi mayoritas responden (68%), terutama wanita dan milenial yang mencerminkan inklusivitas dan kemudahan Paylater dalam memberikan akses kredit bagi konsumen.

“Ke depan, Kredivo terus berupaya memperluas jangkauan layanannya untuk memenuhi kebutuhan pengguna dan para merchant,” imbuhnya 

Adapun upaya tersebut Indina bilang, dengan melakukan ekspansi jaringan merchan yang berfokus pada merchan lokal di kota-kota tier dua dan tiga di Indonesia. Kemudian, Kredivo juga melakukan Integrasi merchant offline di berbagai sektor, mulai dari F&B, fashion, elektronik, hingga kebutuhan rumah tangga.

“Kami juga melakukan upaya lain dengan penambahan layanan produk dan menawarkan tenor hingga 24 bulan, serta limit kredit hingga 50 juta untuk pengguna dengan skor kredit yang terjaga,” ungkapnya. 

Menurut dia, langkah ini dilakukan guna menjawab permintaan pengguna untuk kebutuhan limit lebih tinggi dan tenor lebih panjang sekaligus mendorong daya beli masyarakat dengan solusi kredit yang mudah, aman, fleksibel dan terjangkau.

Selaras dengan hal ini, Head of Corporate Affairs GoTo Financial, Audrey P Petriny juga menilai bahwa adanya peningkatan piutang pembiayaan BNPL berdampak positif bagi kinerja perusahaan. Ditambah, nasabah yang melakukan pinjaman juga masih dalam kondisi yang aman.

“Untuk di Gopay Later sendiri nasabahnya terbilang masih aman, karena pembayarannya selalu dilakukan tepat waktu,” imbuhnya kepada Kontan.co.id, Selasa (10/9). 

Dia meyebutkan, berdasarkan laporan kinerja GoTo kuartal ke II-2024, tingkat pemberian pinjaman dari bisnis pinjaman konsumen GoTo, yang mencakup produk buy now pay later (BNPL) dan pinjaman tunai, tumbuh sekitar 3,5x YoY menjadi Rp 3,5 triliun. 

Dengan begitu, Audrey bilang, GoTo Financial berkomitmen memberikan layanan keuangan yang lengkap dan aman bagi seluruh lapisan masyarakat, termasuk diantaranya layanan BNPL. 

Menurut dia, performa kinerja ini didorong antara lain oleh pertumbuhan transaksi dan pengguna aktif di platform e-commerce dan aplikasi Gojek dan GoPay. 

Lebih jauh lagi, dia mengatakan bahwa dalam memberikan layanan pinjaman, pihaknya mengedepankan prinsip kehati-hatian dan transparansi. 

“Kami memberikan informasi yang transparan mengenai syarat dan ketentuan pinjaman di awal, memberikan limit sesuai kemampuan konsumen, dan menghadirkan program edukasi literasi keuangan secara rutin,” kata dia. 

Bisnis Paylater di Perusahaan Pembiayaan Masih Punya Potensi untuk Tumbuh

Sementara itu, Pengamat sekaligus Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (Celios) Nailul Huda menilai bisnis paylater dari industri perusahaan pembiayaan masih punya potensi untuk bertumbuh di tahun ini. Mengingat kecanggihan teknologi saat ini yang mempermudah masyarakat untuk melakukan pembayaran menggunakan sistem BNPL.

Namun, Nailul mengingatkan agar paylater di perusahaan pembiayaan bertahan maka perusahaan pembiayaan perlu memiliki ekosistem yang kuat dan menciptakan reputasi yang lebih baik di masyarakat. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah menetapkan strategi yang baik dalam penagihan kredit, dan mengadopsi prinsip-prinsip seperti perbankan.

“Perusahaan pembiayaan tidak boleh sembrono untuk menagih hutang, mereka (perusahaan pembiayaan) juga harus mengedepankan kesehatan secara finansial, NPL nya itu dijaga 3%-5%, kemudian menggunakan SLIK dalam kredit scoring mereka," kata Nailul kepada Kontan.co.id, Senin (9/9).

Dengan demikian, menurut Nailul cara tersebut bisa menguatkan ekosistem paylater di perusahaan pembiayaan.

Baca Juga: Andalkan Ekosistem, Bank Digital Juga Ramaikan Industri BPR

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×